Jakarta, Lampungnews.com– Direktur Politeknik Negeri Media Kreatif, Dr. Tipri Rose Kartika, M.M menyebutkan pihaknya optimis lulusan dapat menghadapi tantangan dari perkembangan teknologi artificial intelligence yang dapat mengurangi peran manusia dalam dunia kerja.
Hal tersebut ia sampaikan kepada awak media dalam wisuda angkatan ke-14 D3 dan D4 wisudawan dan wisudawati Politeknik Negeri Media Kreatif (Polimedia), Selasa (5/11/2024) di Gedung Sasana Kriya, Taman Mini Indonesia Indah, Jalan Raya Taman Mini, Jakarta Timur.
“Pendidikan vokasi di menengah dan tinggi harus update dengan kebutuhan industri. Ketrampilan yang dibutuhkan. Kita 70 ketrampilan, dan 30 persen teoritis. Kebalikan nya dengan akademik. Semua lulusan bisa terserap di dunia kerja,” kata Kartika.
Perihal ancaman tantangan AI di dunia industri dan tenaga kerja bisa yang dianggap menggeser SDM, Kartika menjelaskan pihaknya selalu mengedepankan kemajuan teknologi kepada para lulusan Polimedia.
“Kita tidak bisa membatasi, kita tidak boleh ketinggalan. Misalkan chat gpt tidak ada soul nya. Kalaupun film tidak ada jiwa nya. Memang kita membutuhkan kemajuan teknologi, tapi jiwa seni nya harus tetap ada,” kata Kartika.
Kartika mengungkapkan dalam menjalankan kurikulum seluruh mahasiswa dan mahasiswi Polimedia ditanamkan leadership, critical thinking, empati yang tidak dimiliki oleh mesin AI. Soft skill tersebut kata Kartika yang seharusnya dilengkapi dalam dunia pendidikan di Indonesia.
“Banyak sekali anak-anak yang pinter tapi setelah dinilai soft skill nya berani ambil resiko, bertanggungjawab, disiplin waktu, dan tidak mudah menyerah. Jadi kalau di Polimedia, seluruh subyek mata kuliah disisipkan soft skill, seperti komunikasi apa yang dia tahu kepada orang yang bisa,” lanjutnya.
Perihal jurusan yang paling banyak diserap di industri kreatif dijelaskan Kartika adalah multimedia, animasi, broadcasting.
“Politeknik ini sangat berdampingan dengan industri kreatif. Para mahasiswa advertising mereka mayoritas diserap oleh agensi Kalau desain mode biasa magang di desainer. Kalau hotel, di hotel-hotel berkelas. Namun selain terserap di dunia kerja, entrepreneur, dan melanjutkan pendidikan ke tingkat lebih tinggi,” pungkas Kartika. [*]