Jakarta, Lampungnews.com-Pemerintah melalui Kementerian Perindustrian, Kementerian Perdagangan, Kementerian Pariwisata pihak terkait mendorong kemajuan industri manufaktur garmen tekstil, alas kaki agar produk nya semakin berkualitas dan dapat di eksport ke berbagai negara.
Hal tersebut disampaikan perwakilan masing-masing Kementerian saat perhelatan Opening Ceremony Indo Leather & Footwear Expo 2025 (Pameran Internasional ke-18 tentang Produk Kulit dan Alas Kaki, Mesin, Teknologi Manufaktur, Bahan, dan Layanan) pada Kamis, 14 Agustus 2025 di Hall D1, JIExpo Kemayoran Jakarta.
Deputi Bidang Pengembangan Penyelenggara Kegiatan Kementerian Pariwisata RI, Vincensius Jemadu mengatakan pihaknya mengapresiasi pihak penyelenggara yang sudah melaksanakan Indo Leather & Footwear Expo sebanyak 18 kali.
“Kami mewakili ibu Widiyanti (Menteri Pariwisata Widiyanti Putri Wardhana) memberikan apresiasi kepada PT Krista yang konsisten sudah belasan kali melaksanakan pameran luar biasa seperti ini. Dengan komitmen selama bertahun-tahun, dan terus ada peningkatan. Ini wadah strategis bagi industri untuk meningkatkan jejaring di pasar global,”ujar Vincensius.
Pelaksanaan Indo Leather Expo ke-18 dikatakan dia menunjukkan Indonesia sangat kuat dalam industri alas kaki, garmen dan manufaktur permesinan.
“Selain mempertemukan penjual dan pembeli, dapat membuat transfer knowledge dan investasi. Salah satu produk unggulan pariwisata Kementerian Pariwisata yang sedang dipromosikan adalah industri mice (meeting, exhibition) yang berkualitas. Kita ingin pariwisata di Indonesia mengutamakan kualitas dibandingkan kuantitas,”kata dia.
Pihaknya juga berharap keberadaan para pengunjung pameran tersebut yang berasal dari berbagai negara dapat menikmati keindahan alam dan budaya Indonesia dengan berkunjung ke berbagai destinasi wisata.
“Spending peserta MICE (Meetings, Incentives, Conferences, and Exhibitions) jauh lebih lama dibandingkan leisure. Setelah pameran mereka masih dapat menikmati keindahan alam dan budaya Indonesia,” tambah Vincensius.
Sementara itu, Staff Ahli Menteri Bidang Penguatan Kemampuan Industri Dalam Negeri Kementerian Perindustrian RI, Adie Rochamnto Pandiangan menyebutkan pihaknya mengapresiasi berbagai produsen dan pemangku kepentingan lainnya mancanegara dalam pameran tersebut.
“Ekosistem industri Persepatuan semua hadir disini, masalah Industrialisasi sebenarnya selesai kalau rantai pasok terjalin dengan baik. Eskpor sepatu kita membaik. Kita punya semangat yang sama menatap masa depan di tengah era disrupsi, perang antar negara, belum lagi soal tarif perdagangan. Dinamika geopolitik yang semua negara harus hati-hati,”kata Adie.
Ia berharap semua insan industri mampu mengaitkan semua peran pelaku dalam satu ekosistem agar bisa lebih baik lagi.
“Saat kita menghadapi penurunan industrialisasi, demand ekonomi Indonesia dengan regulasi yang ada tidak dapat mengakomodasi sehingga wisata belanja. Konsumen kita ada strata nya. Saya harap brand lokal dapat menjadi destinasi wisata untuk pasar di dalam negeri,” tambah Adie.
Terkait European Union Comprehensive Partnership Agreement (IEU CEPA), pemerintah disebut Adie berharap dalam waktu enam bulan kedepan dapat diselesaikan dengan baik.
“Industri persepatuan kita jangan hanya jadi tukang jahit dalam negri tapi sudah masuk ke pasar luar negeri. Kita mampu gak memenuhinya pasar, kail nya harus dari dalam negeri. Tidak bisa. Main industri dalam negeri, harus bisa mengambil kesempatan,” paparnya.
Adie juga mengungkapkan saat ini pemerintah membuat kebijakan agar bahan baku harus dapat diserap oleh pihak kawasan berikat. Ia mendorong pelaku industri untuk terus meningkatkan teknologi untuk meningkatkan kualitas produk.
“Perkuat mesin dengan teknologi agar produktivitas tinggi menghasilkan produk yang memiliki nilai tambah. Kita harus bisa menjadi rantai produk global. Indonesia bisa menjadi mitra strategis produk tekstil, kulit dan bahan jadi kulit,” pungkas Adie.
Sementara itu, Ketua Umum Aprisindo (Asosiasi Persepatuan Indonesia), Eddy Widjanarko menyebutkan semua pelaku industri disajikan perang dagang Cina dan Amerika sejak tahun lalu.
“Setahun ini kita lihat ada hiruk pikuk perdagangan yang menjadi kacau balau yang dilakukan Presiden Amerika Serikat Trump yang mengobrak Abrik perdagangan dunia dengan perang tarif yang membuat banyak negara pusing. Kita menyadari apapun industri yang ada, kita harus bisa memberikan penguatan industri dalam negeri,” kata Eddy.
Industri alas kaki Indonesia diungkapkan Eddy eksport nya meningkat luar biasa selama beberapa waktu terakhir. Namun ia menyayangkan eksport produk Indonesia dibarengi dengan import produk dari luar negeri.
“Semakin besar eksport kita, dibarengi semakin berat impor kita. Import kita selama dua tahun lebih besar meningkat nya dibandingkan Eskpor. Kementerian Perindustrian memanggil kami, menyampaikan sektor seperti ini kalau tidak dibantu, tidak diperbaiki sistem nya akan menjadi sektor industri yang sangat lemah. TKDN harus tetap diperjuangkan. Persentasi bahan baku dalam negeri itu harus dikuatkan,”kata dia.
Ia mengungkapkan di provinsi Jawa Tengah ada 90 pabrik besar, bahkan ada pabrik membeli tanah 105 hektar, paling kecil 10 hektar ke atas. Meskipun membanggakan, tapi industri bahan baku ini sangat memperihatinkan.
“Kita harus melakukan penguatan industri alas kaki dalam negeri untuk memperkuat perdagangan domestik, banyak pabrik-pabrik milik PMDN orang kita justru menurun. Kita menyaksikan banyak import (ilegal, dumping) yang membuat industri alas kaki sulit bertumbuh,” ucap Eddy.
Upaya Indonesia untuk berkembang pesat dibandingkan negara lain melalui European Union Comprehensive Partnership Agreement (IEU CEPA) belum kunjung selesai, padahal negara tetangga seperti Vietnam sudah selesai sejak 6 tahun lalu.
“Saya bersama para pengusaha lain diundang ke Hambalang untuk bertemu Presiden. Ekspor kita 7 miliar US Dollar. Kalau IEU CEPA dapat diselesaikan September 2025 maka kenaikan eksport kita di eropa bisa naik 20 persen. Vietnam saat ini turun kapasitas produksinya. India dan Kamboja yang lebih tinggi dari kita, investor Cina akan masuk ke Indonesia,” ungkap Eddy.
Lebih lanjut Eddy menjelaskan bahwa Indonesia menjadi satu-satunya negara yang dipercaya berbagai brand besar terkait industri alas kaki.
“Ekspor kita dalam 3 tahun ini ditargetkan bisa mencapai 10 miliar USD Dollar. Presiden RI Prabowo Subianto sangat senang, dan memberikan semangat kepada pelaku usaha industri alas kaki. Kita dapat menciptakan lapangan pekerjaan untuk 300 ribu karyawan. Itulah upaya dan kerja kita sehingga dapat mendukung pertumbuhan ekonomi nasional,” tukas Eddy.
Menambahkan, Ketua Umum APKI (Asosiasi Penyamak Kulit Indonesia), Budi Purwoko berharap dengan pameran tersebut sektor industri alas kaki dalam negeri semakin kuat.
“Kegiatan ini dapat meningkatkan jaringan rantai pasok yang stabil, apalagi dengan semua unsur bisnis secara konsisten. Industri manufaktur merupakan program utama Indonesia,” kata Budi.
Ia menyebutkan industri manufaktur sekarang mengalami fluktuasi, daya beli masyarakat, eksport yang fluktuatif. Sehingga Pertumbuhan ekspor industri manufaktur 5,6 persen menjadi hal yang penting untuk pelaku usaha.
“Industri manufaktur menyerap tenaga kerja. Kita berharap industri kulit dan bahan jadi kulit diharapkan semakin kokoh. Kita berharap pemerintah mengeluarkan kebijakan mendukung industri manufaktur. Pengendalian dan pembatasan barang impor. Semoga pameran ini meningkatkan daya saing industri manufaktur Indonesia khususnya di bidang kulit, alas kaki, garmen dan tekstil,”pungkas Budi.
Menambahkan, CEO Krista Exhibition, Daud D. Salim menyebutkan pameran tersebut diikuti oleh setidaknya 280 peserta dan 70 UMKM pelaku Industri alas kaki kulit dan pihak terkait.
“Target kita dikunjungi 15 ribu pengunjung dari dalam dan luar negeri. Dalam pameran ini dihadirkan segala jenis variasi kulit baik hewan, imitasi. Teknologi mesin jahit. Komponen bahan sepatu, aksesoris. Produk lokal buatan anak bangsa yang sudah di ekspor ke luar negeri,” kata Daud.
Ia berharap Indo Leather dapat menjadi paduan desain, teknologi dan inovasi berbagai produk kulit dan alas kaki dunia.
“Industri alas kaki merupakan industri padat karya sangat penting untuk Indonesia. Banyak alas kaki sneakers dunia itu buatan Indonesia. Ada produk sepatu kulit juga sudah di ekspor ke Jepang. Ada berbagai pelatihan selama pameran ini. Terima kasih untuk Kementerian Perindustrian, Kementerian Pariwisata, Kementerian Perdagangan dan semua pihak yang mensukseskan pameran ini. Dirgahayu Republik Indonesia ke-80,” tambah Daud. [*]