Bandarlampung, Lampungnews.com – Memperingati hari lahir Nahdlatul Ulama (NU) yang ke-94 tahun, Satkorwil Banser Lampung bekerjasama dengan PC GP Ansor Lampung Timur menggelar bakti sosial penyembuhan alternatif Aji Tapak Sesontengan (ATS) di Masjid Darussalam, Desa Gunung Mekar, Jabung, Lampung Timur.
Bakti sosial penyembuhan alternatif Aji Tapak Sesontengan (ATS) dari berbagai penyakit asam urat, migrain, sakit gigi, syaraf, asma, amandel dan sejumlah penyakit lainnya ini berlangsung dua hari selama Sabtu dan Minggu (29,30/4) dan dibuka sehabis dzuhur pukul 13.00 WIB.
“Kegiatan ini semoga menambah semarak hari lahir NU, Ansor dan Banser bisa semakin dikenal masyarakat. Selain itu, kami juga ingin memberikan pemahaman kepada masyarakat tentang ke-Indonesiaan,” kata Ketua PC GP Ansor Lampung Timur, Budi Wahyono, Minggu (30/4) melalui rilis yang dikirimkan ke Lampungnews.com
Ketua PC GP Ansor Way Kanan, Gatot menambahkan, kegiatan ini bukan untuk unjuk kesaktian melainkan jalan merayakan kemanusiaan dan ke-Indonesiaan.
“Siapapun bisa mempelajari ATS dengan mudah. ATS bermanfaat untuk menyembuhkan diri sendiri, keluarga, sahabat dan tetangga dari penyakit medis dan non medis dengan cepat serta tanpa rasa sakit,” jelasnya.
Ia menambahkan, bagi yang ingin belajar ATS masyarakat bisa menghubungi nomor 0853 8200 8080. “ATS tidak memandang suku dan agama. Hanya saja, bagi yang mengingkari Pancasila dan NKRI saya sarankan tidak perlu menghubungi saya,” kata pemilik gelar adat Lampung Ratu Ulangan itu.
Nur Hadi salah satu pasien warga Gunung Mekar mengaku ada perubahan setelah mengikuti penyembuhan alternatif ATS yang ditangani Kamituwo (master) ATS Gatot Arifianto.
“Saya menderita syaraf dibagian mulut dan bibir kaku dan sedikit menceng akibat ketimpa balok beberapa tahun lalu. Alhamdulillah tidak kaku dan tidak menceng lagi setelah disentuh beberapa menit,” katanya.
Hal senada dikatakan Payem, sesak di dadanya akibat asma membuat pandangan matanya berkurang. Setelah menjalani pengobatan alternatif, ia mengaku sesak nafas yang dialaminya menjadi plong.
“Pandangan mata saya juga sudah mulai jelas. Tadi jarak tiga meter melihat orang dan pakaiannya hanya hitam, sekarang sudah kelihatan warna pakaian yang dipakainya,” ujarnya. (*/Adam)