Lampungnews.com – Penggunaan garam untuk pengasinan ikan mulai dikurangi karena minimnya stok. Pengurangan penggunaan garam mencapai 50 persen dibanding saat kondisi normal.
Menurut Alimah, seorang pedagang ikan asin di Tambaklorok, Semarang saat ini dirinya kesulitan mendapatkan garam. “Biasanya untuk tiga kuintal ikan menggunakan dua sak karung garam, sekarang ya paling cuma satu sak,” jelasnya, Jumat (28/7). Selain stok minim, harga garam juga terbilang mahal.
Dikutip dari merdeka.com, satu sak garam yang berisi 45 kilogram, jelasnya, saat ini harganya mencapai Rp 170 ribu. “Itu jika membeli langsung di Jepara, jika beli di Semarang bisa Rp 200 ribu lebih,” terangnya yang mengaku bingung jika harga garam naik terus.
Menurut Alimah, saat kondisi normal harga garam per sak hanya kisaran Rp 40 ribu hingga Rp 50 ribu. Dia menduga kelangkaan garam ini terjadi akibat buruknya cuaca beberapa bulan terakhir. Tingginya curah hujan serta cuaca yang tak menentu mengakibatkan pembuatan garam tersendat.
Kenaikan harga garam ini mengakibatkan kenaikan harga ikan. Seperti ikan juwi kini harganya Rp 12 ribu sebelumnya hanya Rp 8 ribu saja, ikan kempar kini harganya Rp 12 ribu, sebelumnya hanya Rp 8 ribu, dan ikan teri kini seharga Rp 45 ribu atau naik sekitar Rp 3 ribu.
Alimah menuturkan biasanya dia juga menjual garam ke pedagang ikan lain, namun saat ini bisnis tersebut dihentikannya. “Biasanya ambil banyak dan dijual lagi, order per bulan. Tapi sekarang dipakai sendiri garamnya,” terangnya.(*)