Lampung Tengah, Lampungnews.com – Aroma mistis sangat terasa sebelum pertunjukan wayang ceng blong di Lapangan Merdeka, Desa Ruktiharjo, Kecamatan Seputih Rahman, Kabupaten Lampung Tengah, Rabu (23/8) malam.
Sosok pengawal yang tengah melakukan ritual bernama Pande Putu Sutha Baginda (58) mengatakan, permainan wayang bali atau ceng blong kentak nuansa mistik.
Pemilik gelar Jeru Mangku Sidekarye ini mengaku tengah melakukan ritual untuk menjaga bersatunya pikiran kotor yang bakal hadir di tengah aksi wayang nantinya.
“Ritual ini wajib dilakukan untuk mengantisipasi adanya likiran kotor yang bisa menganggu jalannya pertunjukan,” jelas Putu.
Upacara ritual ini bermaksud untuk proses penyucian diri dan meminimalisir oengaruh jahat yang akan hadir dalam pertunjukkan atau disebut pewintenan.
“Ritual juga berfungsi sebagau pagar gaib.Kalau yang memiliki ilmu kebatinan pasti akan melihat situasi baik di dalam mauoun di luar arena pertunjukkan wayang, ” kata Putu.
Selain melalui proses belajar, ilmu yang didapat Putu juga melewati proses penyucian diri. Dirinya menggeluti kesenian bali berupa Wayang bali ini dimulai sejak 1999.
Ada istilah pembersihan menetralisir antara yang baik dan buruk. Pertunjukan pembersihan itu disebut nyuda mala, nyapu leger.
“Itu istilah untuk membersihkan segala perbuatan kotor yang memengaruhi etika prilaku manusia,” jelasnya.
Putu menjelaskan, pertunjukkan wayang bali ini nuansa mistisnya sangat kuat, disinilah peran dalang yang berhubungan dengan tiga dunia yakni alam bawah, alam nyata dan alam angkasa. Jika di wayang kulit ada sinden, maka di wayang bali ada gerong. Para gerong ini akan menselaraskan irama yang ditampilkan dalang. (*/Davit)