Bandarlampung, Lampungnews.com –– Mantan Kepala Staf Komando Cadangan Strategis Angkatan Darat (Kostrad) Mayjen (Purn) Kivlan Zen menyebut, Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) bukan pecahan Partai Komunis Indonesia (PKI). Namun, ia menuding PDIP banyak menampung pihak yang terkait PKI.
Hal itu disampaikan Kivlan saat merespon pertanyaan pewarta tentang kaitan PDIP dan PKI serta kemungkinan partai tersebut merupakan pecahan partai ‘palu arit’.
“Enggak, PDIP (bukan pecahan PKI), tapi banyak menampung,” kata Kivlan, usai diskusi dengan tema ‘Isu Kebangkitan PKI: Antara Realita atau Propaganda’ di Hotel Grand Sahid, Jakarta, Selasa (6/3).
Kivlan menyebut ada sejumlah nama kader PDIP yang diduga terkait dengan PKI. Kivlan pun meminta mereka untuk mundur dari jabatannya di partai besutan Megawati Soekarnoputri tersebut.
“Sebaiknya PDIP itu menarik lah, orang-orang seperti Eva Kusuma Sundari, Rieke Dyah Pitaloka, Budiman Sudjatmiko, dia membuat buku itu, janganlah dimasukan jadi pimpinan lagi,” tuturnya.
Atas dasar itu, Kivlan menilai, PDIP kerap dianggap dekat dengan komunis. Bahkan pada tahun 2015, lanjut Kivlan, PDIP mengirimkan sejumlah kadernya ke Partai Komunis China untuk belajar ilmu politik dan pengkaderan.
Tak hanya PDIP saja yang mengirim kadernya ke China, lanjut Kivlan, Golkar dan NasDem juga melakukan hal sama.
“Jelas bukan hanya PDIP, tapi Golkar dan NasDem yang memberikan kadernya ke China.
Terlepas dari itu, Kivlan berdalih apa yang ia ungkapkan tersebut tidak berkaitan dengan kepentingan politik maupun pesanan dari partai lainnya. Menurutnya, apa yang ia sampaikan terkait PDIP dan PKI merupakan fakta, meski tak menyebut dari mana sumber fakta yang ia dapat tersebut.
“Saya tak memakai untuk kepentingan manapun, bukan ke Prabowo, tak ada hubungan dengan PKS dan PAN,” ucap Kivlan.
Terkait tudingan PKI, PDIP pernah membantahnya. Sekretaris Jenderal PDIP Hasto Kristiyanto mengatakan, kadernya tak memiliki kaitan dengan PKI yang sudah dilarang oleh pemerintah sejak era Orde Baru.
Hasto menyatakan sangat tidak mungkin kader PDIP menjadi kader PKI. Menurut dia, berdasarkan Anggaran Dasar/Anggaran Rumah Tangga (AD/ART), kader PDIP akan dipecat bila kedapatan menjadi anggota partai lain, termasuk PKI.
“Di dalam AD/ART partai kami, kader yang memiliki keanggotaan partai lain saja dipecat, apalagi anggota PKI,” kata Hasto saat bersaksi untuk terdakwa pencemaran nama baik lewat media sosial, Alfian Tanjung, di Pengadilan Negeri Jakarta Pusat, Rabu (7/2) lalu.
Meski begitu Hasto mengakui partainya pernah mengunjungi Partai Komunis China (PKC). Namun, kunjungan tersebut bukan dalam rangka menjalin kerja sama kaderisasi, melainkan untuk studi banding.
“Kami studi banding, jadi berbeda studi banding dengan kaderisasi. Studi banding kami adakan, kami adakan ke partai politik lain,” kata Hasto. (*)
Sumber : Cnnindonesia.com