Bandarlampung, Lampungnews.com –Kemiskinan seperti persoalan abadi. Berbagai upaya telah dilakukan untuk mengatasinya. Namun, masalah belum juga terurai. Terkesan, program pemerintah hanya mengatasi dampak kemiskinan, belum menyelesaikan akar permasalahannya. Perlu pendekatan yang lebih menyentuh akar permasalahan untuk mengatasi masalah kemiskinan di daerah.
Bidang Pengembangan Inovasi pada Balitbangda Provinsi Lampung sedang melakukan kajian kemiskinan di Lampung untuk melihat dari dekat akar masalah kemiskinan.
“Kami ingin menawarkan solusi kepada pemerintah untuk mengatasi kemiskinan di Lampung. Selama ini sudah banyak program dan upaya pemerintah daerah dalam rangka mengatasi masalah kemiskinan. Kita ingin menawarkan sesuatu yang baru,” kata Kepala Balitbangda Provinsi Lampung Mulyadi Irsan (Senin, 23/4).
Hal tersebut disampaikan Mulyadi Irsan pada saat pengarahan kepada tenaga lapangan (enumerator) survey tentang kemiskinan yang diselenggarakan Bidang Pengembangan Inovasi Balitbangda Provinsi Lampung, di Aula Balitbangda.
Enumerator penelitian kemiskinan tersebut sebanyak 20 orang, yang akan diterjunkan ke kantong-kantong kemiskinan di kabupaten dan kota se-Provinsi Lampung.
Kasubid Inovasi Zainal Mutaqim mengatakan, petugas lapangan kajian kemiskinan ini adalah para pendidik yang tergabung dalam program Lampung Mengajar pada Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Lampung.
“Kita ingin petugas lapangan kita benar-benar maksimal bisa memotret kehidupan ruman tangga miskin di provinsi ini, Karena itu kita bekerja sama dengan pengelola Program Lampung Mengajar di Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Lampung, mengingat lokasi mereka yang beririsan dengan lokasi survei ini.”
Menurut Sinta Fitriana, Kasubid Inovasi Kemitraan dan Industri, selama ini definisi kemiskinan lebih banyak merujuk pada aspek materiil, yang secara statistik dirumuskan sebagai garis kemiskinan. “Mengenali kemiskinan tidak cukup dari angka-angka statistik saja.
Kemiskinan itu spesifik sifatnya. Latar belakang rumah tangga miskin itu berbeda-beda. Maka, tidak bisa satu solusi untuk mengatasi semua permasalahan kemiskinan,” kata Sinta Fitriana, yang sekaligus penanggung jawab survey tersebut.
Hal senada disampaikan Kasubid Inovasi Sarana Prasarana Junaidi, bahwa mengenali akar masalah kemiskinan ini sangat diperlukan, sehingga program dan kegiatan yang diarahkan untuk mengatasi permasalahan tersebut dapat efektif.
“Tujuan kegiatan kita ini untuk memberikan masukan kepada pemerintah agar program-program pengentasan kemiskinan bisa lebih efektif. Jadi bukan hanya mengatasi dampak kemiskinan, melainkan bisa mengatasi akar masalahnya,” papar Junaidi.
Dalam pengarahan tersebut, hadir 20 enumerator yang akan diterjunkan ke 15 kabupaten dan kota untuk mengenali lebih dekat karakteristik rumah tangga miskin di Provinsi Lampung.
Aspek yang akan digali mereka tidak hanya dari sisi pendapataqn atau kapasitas ekonomi rumah tangga miskin, melainkan juga aspek nonmeteri, seperti faktor lingkungan, pendidikan, keluarga, sampai dengan budaya dan pola hidup sehari-hari anggota keluarga rumah tangga miskin yang akan menjadi informan dari survey yang dilakukan.(Balitbangda)