Bandarlampung, Lampungnews.com – Mahasiswa yang tergabung dalam Gerakan Mahasiswa Lampung Bela Rakyat (Gemalara) menyatakan kebijakan Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyengsarakan rakyat, seperti kenaikan tarif pengesahan surat tanda nomor kendaraan (STNK), tarif dasar listrik, dan bahan bakar minyak.
“Ini jelas tidak sesuai dengan program nawacita Jokowi yang katanya dulu akan memikirkan penderitaan rakyat kecil, menstabilkan harga kebutuhan pokok serta mensejahterakan rakyat,” kata Ahmad Nurhidayat, Koordinator Aksi Bela Rakyat 121 Wilayah Lampung, di Tugu Adipura, Bandarlampung, Kamis (12/1/17).
Menurut mahasiswa Universitas Lampung (Unila) ini, selama pemerintahan Presiden Joko Widodo-Jusuf Kalla, keadaan ekonomi Indonesia justru semakin memburuk. Hal ini tidak sesuai dengan yang gemborkan sewaktu sebelum pemilihan presiden beberapa waktu lalu.
Ia mencontohkan, dampak dari dikeluarkannya PP Nomor 60 tahun 2016 tentang kenaikan tarif STNK & BPKB naik hingga tiga kali lipat. Tarif listrik untuk rumah tangga mulai golongan 900 VA ikut naik tak terbendung lagi,
“Tidak tidak rasional jika listrik golongan 900 VA ikut naik, rakyat harus menikmati subsidi dari mana lagi, belum lagi ditambah kenaikan sejumlah kebutuhan pokok,” jelasnya.
Dengan situasi seperti ini, menurut Ahmad, target pertumbuhan ekonomi 5,1 persen pada Tahun 2017 akan sulit tercapai, dan inflasi nasional pun akan tembus 4 persen.
Sementara itu, mahasiswa yang tergabung dalam Gemalara menggelar Aksi Bela Rakyat 121 di Bundaran Tugu Adipura yang diikuti sekitar 700 Mahasiswa dari seluruh perguruan tinggi negeri maupun swasta Se-Provinsi Lampung dengan pengawalan ketat ratusan aparat kepolisian setempat. (Davit)
Lihat Juga : (Foto) Aksi Bela Rakyat 121 di Bandarlampung