Makassar, Lampungnews.com— Menteri Sosial (Mensos) Tri Rismaharini mengapresiasi kerjasama dengan Perhimpunan Dokter Spesialis Mata Indonesia (Perdami) dalam menangani kebutaan di Indonesia. Strategi multisektor ini untuk mencegah terjadinya kondisi disabilitas dan mendorong produktivitas masyarakat.
Hal ini disampaikan saat Mensos menjadi pembicara dalam acara World Sight Day 2023 atau Hari Penglihatan Sedunia yang dilaksanakan di Hotel Claro Makassar, 28 Oktober 2023.
Diundangnya Mensos untuk menjadi pembicara dalam acara World Sight Day 2023 karena melihat peran penting Mensos dalam upaya pemberantasan penyakit mata katarak. 2 tahun terakhir, tercatat 5.775 orang telah mengikuti operasi katarak gratis yang difasilitasi oleh Kemensos.
“Saya terus terang banyak dibantu oleh Perdami. Jadi kami mengadakan (operasi katarak) hampir setiap bulan, nanti bulan depan setelah melihat data akan ada dua lokasi. Tapi setiap bulan kita melakukan operasi katarak dan kami tidak membayar, kami dibantu. Disitu Perdami selalu aktif,” kata Mensos dikutip dalam rilis resmi Kemensos, Minggu (29/10/2023).
Menurut WHO, Prevalensi Kebutaan Global yang dipengaruhi oleh masalah sosial nilainya telah mencapai lebih dari 1%. Lebih besar nilainya dibanding pengaruh masalah klinis senilai kurang dari 0,5% dan masalah masyarakat dengan nilai 0,5 – 1%. Mensos mengatakan hal ini bisa jadi karena rasa takut masyarakat untuk memeriksakan matanya hingga ketakutan terhadap biaya pengobatan yang mahal.
Di hadapan para dokter umum dan dokter spesialis mata di Sulawesi Selatan, Mensos juga menyampaikan upaya pemerintah agar masyarakat yang mengalami disabilitas netra tetap bisa produktif. Untuk itu, Mensos membuat alat berbasis teknologi dan melatih anak muda untuk bisa berkarya.
“Kami buat alat dan melatih mereka sesuai dengan passion mereka, tidak harus mereka menjadi tukang pijat karena sebetulnya sekarang dengan beberapa teknologi itu kan bisa dari teks to voice, itu bisa membantu mereka untuk bisa berkarya,” jelas Mensos.
Kemensos juga telah memberi bantuan beberapa komputer yang bisa merubah text to voice untuk beberapa lembaga/yayasan yang menangani anak-anak disabilitas netra.
“karena itu saya sekali lagi atas nama pribadi maupun seluruh Kementerian Sosial juga masyarakat yang membutuhkan bantuan terutama untuk penglihatan mata mengucapkan terima kasih sekali, upaya ini mencegah mereka agar tidak disabilitas dan kemudian menjadikan mereka produktif,” jelas Mensos.
Mensos juga menambahkan, ternyata penyakit katarak dan penyakit mata tidak hanya dialami oleh orang tua atau lansia. Penyakit ini bisa terjadi pada anak-anak.
Pernyataan ini dibenarkan oleh Ketua Pengurus Pusat Perdami, Budu. Faktor penyebab kebutaan pada anak lebih banyak oleh karena masalah penggunaan kacamata.
“Jadi anak-anak kita itu kan ada yang berkacamata minus tinggi dan lain sebagainya. Sejak lahir ada juga faktor-faktor keturunan atau kebiasaan-kebiasaan yang menjadi penyebab mereka butuh bantuan penglihatan melalui kacamata. Nah kalau kita tidak berikan bantuan seperti itu mereka tidak bisa membaca, tidak bisa bergaul, tidak bisa belajar,” ungkap Budu.
Data WHO menyebutkan, 12 orang buta per menit (60 detik) di Dunia. Di Indonesia sekitar 1 orang buta setiap menitnya. Namun begitu, 80% dapat dihindari dengan pencegahan dan pengobatan. Di Sulawesi Selatan, sebanyak 2,6% penduduknya mengalami situasi kebutaan dan gangguan penglihatan.
“Jadi yang 2,6% kebutaan itu terus kita lakukan screening. Kita mencari orang-orang yang disability dengan penglihatan kemudian dilakukan operasi. Maka yang paling penting adalah mencegah mereka agar tidak menjadi buta,” kata Budu.
Acara yang diselenggarakan oleh Perdami Cabang Sulawesi Selatan bersama dengan Departemen Ilmu Kesehatan Mata Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin ini mengusung tema Sight is Human Rights.
Tujuan acara ini untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan dasar para dokter umum/general practitioner serta dokter spesialis mata terhadap skrining, diagnosis, dan penanganan awal penyakit mata khususnya penyakit yang menyebabkan gangguan penglihatan.(*)