Jakarta,Lampungnews.com-Kepala Divisi Akuntansi PT Reasuransi Indonesia Utama (Persero) atau Indonesia Re, Didik Mulyana mengatakan bahwa pihaknya akan mengajukan penambahan modal pemerintah (PMN) pada 2025 mendatang. Hal ini sebagai upaya guna memperkuat modal perseroan.
Dia mengaku telah mengajukan tambahan permodalan ke negara melalui PMN pada dua tahun terakhir. Akan tetapi pihaknya kini belum mendapatkan persetujuan.
“Rencananya mungkin di tahun 2025 kita sudah memulai lagi dengan adanya pemerintahan yang baru, DPR yang baru, mudah-mudahan ini bisa terlaksana untuk rencana penambahan modal itu sendiri,”kata Didik Mulyana dalam Media Partner Literation Day, di sentul Bogor pada Selasa (17/12/2024).
Didik Mulyana menyatakan suntikan modal dari PMN diperlukan untuk meningkatkan ekuitas perusahaan. Hal ini penting agar Indonesia Re dapat memperkuat kapasitas penjaminan risiko, mengurangi ketergantungan pada reasuransi asing, serta mempertahankan premi asuransi nasional di dalam negeri.
Selain itu, PMN ini juga memperkuat kapasitas reasuransi, dan meningkatkan rasio risk-based capital (RBC) perusahaan. Hal ini dikarenakan Indonesia Re ambang batas minimum yang ditetapkan oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK).
Hingga November 2024, ekuitas Indonesia Re tercatat sebesar Rp2,74 triliun. Sementara itu, RBC perusahaan berada di angka 123,07 persen hanya sedikit di atas batas minimum 120 persen yang ditetapkan oleh OJK.
RBC merupakan indikator yang mengukur tingkat kecukupan modal perusahaan asuransi dan reasuransi dalam menanggung risiko.
Jika RBC berada di bawah 120 persen, OJK dapat memberikan peringatan atau meminta perusahaan untuk melakukan langkah-langkah korektif, termasuk penambahan modal.
Oleh karena itu, penguatan modal melalui PMN dianggap sebagai solusi strategis untuk menjaga kelangsungan operasional perusahaan.
Indonesia Re berharap dengan pengajuan ulang PMN pada 2025 mendatang perusahaan dapat menjaga kestabilitas industri asuransi nasional dan memperkuat modal dan kapasitas reasuransi nasional. Tambahan modal ini akan digunakan untuk meningkatkan ekuitas, memperkuat rasio RBC, dan memperluas kapasitas penjaminan risiko.(*)