Jakarta, Lampungnews.com-Trend Electric Vehicles (EV) di Indonesia tidak hanya di sektor kendaraan mobil dan sepeda motor listrik tapi juga merambah ke kendaraan pertambangan yang menggunakan listrik sebagai sumber energinya.
Hal tersebut disampaikan sejumlah narasumber dalam konferensi pers di Mining Indonesia 2025 dalam event Energy & Engineering Weekend di JI Expo Kemayoran Jakarta Pusat pada Rabu (17/9/2025).
Direktur Sales Marketing Gaya Makmur (GM) Tractor, Yulius Siku menyebutkan alat-alat berat dengan teknologi electric vehicle (EV) saat ini mulai merambah kendaraan ekskavator, loader, dan berbagai kendaraan industri berat lainnya karena faktor efisiensi.
“Per hari ini market alat berat EV hanya 10 persen. Tapi kita sudah membuktikan loader EV dibandingkan yang kombustion (mesin menggunakan BBM solar) itu penghematan mencapai 80 persen,” ujar Yulius kepada awak media.
Ia menerangkan saat ini volume penjualan GM Tractors sekitar Rp 2,5 triliun.
“Kalau market share XCMG nomor 4. Market share kami masih naik hingga Agustus 2025 naik 35 persen, di beberapa brand ada turun. Kami optimistis dalam beberapa tahun kedepan XCMG dan GM bisa menjadi top three di Indonesia,” kata dia.
Perihal efisiensi yang bisa didapatkan dari kendaraan berat EV data nya dijelaskan Yulius berdasarkan operasional di situs pertambangan yang ada di Indonesia.
“Untuk EV kita sudah trial sejak satu tahun lalu. Penjualan baru dilakukan di awal tahun 2025. Kami melakukan uji coba pertama di Kalimantan Selatan pada sebuah perusahaan tambang. Kami taruh tim di sana untuk melihat performa nya. Penghematan biaya operasional 80 persen itu benar-benar beroperasi di tambang,” klaim Yulius.
EV di alat berat tambang dijelaskan Yulius masih new comer, sehingga keberadaan teknologi baru memang banyak menimbulkan keraguan dan kecurigaan.
“Ini proses yang wajar, kita menyiapkan kebutuhan customer untuk mendapatkan kepercayaan mereka,” lanjutnya.
Meskipun demikian ia berharap agar pemerintah segera membangun pabrik recycle baterai kendaraan listrik dengan semakin bertambahnya kendaraan listrik.
Hal ini kata dia penting untuk menjaga kelestarian lingkungan hidup di Indonesia dari limbah berbahaya baterai kendaraan listrik.
“Belum ada pabrik recycle baterai kendaraan listrik di Indonesia ini menjadi perhatian kita. Semoga pemerintah membuka pabrik recycle tersebut,” pungkasnya.
Sementara itu, Direktur Utama PT Gaya Makmur Mobil, Frankie Makaminang berharap banyak pengusaha pertambangan yang menuju ev, para pengusaha akan menghemat biaya.
“Di site pertambangan itu solar Rp 18-20 ribu per liter, kalau listrik hanya Rp 1-2 ribu sehingga cost dapat ditekan turun,” kata Frankie.
Apalagi kata dia biaya BBM selama ini selalu naik. Dan pada beberapa lokasi di Indonesia kualitas BBM yang ada kurang baik. Hal ini kata dia membuat unit yang menggunakan solar mengalami masalah di lokasi.
“Dengan menggunakan truk EV maka tidak ada masalah terkait BBM, pencurian solar dll. Kita punya garansi baterai ini 5 tahun life time nya. Setelah lima tahun kemampuan baterai akan turun menjadi 70 persen, tapi masih bisa digunakan dengan durasi pemakaian berkurang,” terang dia.
Presiden Director & General Manager
XCMG Indonesia, Kong Qingchao menyebutkan trend dunia semua orang berbicara tentang carbon foot print. Untuk itu pihaknya percaya porsi kendaraan berat EV di Indonesia bisa bertumbuh mencapai 30-40 persen.
“Dan itu dapat menjadi market yang luar biasa. Yang paling diminati dari penjualan nya di Indonesia khususnya produk elektrik adalah excavator, dump truk dan loader,” kata Kong. [*]