Bandarlampung, Lampungnews – Sejumlah pihak seringkali menuding Gerakan Pemuda Ansor berikut badan semi otonomnya, Barisan Ansor Serbaguna (Banser) adalah organisasi kepemudaan yang murtad sehubungan seringkali terlibat dalam pengamanan gereja saat ibadah Natal hanya demi mendapatkan nasi bungkus. Benarkah?
Banjir melanda sejumlah daerah di Lampung dan Bandarlampung akibat hujan berkepanjangan pada Senin (20/2).
Adakah gerakan dilakukan Pemuda Ansor? Atau hanya bisa diam berpangku tangan dan tak peduli sebagaimana tudingan pihak lain?
“Hari ini kami menyiapkan paket berisi mie instan, telur, biskuit, gula, deterjen dan obat-obatan sehubungan banyak korban banjir yang mengaku pilek dan gatal,” ujar Ketua PC GP Ansor Kota Bandarlampung, Agung Zahwil melalui Kepala Satkorcab Banser, Mamat Pribadi, di Bandarlampung, Kamis (23/2).
Berdasarkan data Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Bandarlampung, kerugian akibat banjir di daerah itu mencapai Rp4,7 miliar. Rinciannya, 9.169 rumah terkena banjir berada di 15 kecamatan yang ada di Kota Bandarlampung. Lalu satu kejadian tanah longsor, dua pohon tumbang dan 29 rumah hanyut.
“Kami sudah bergerak semampu tenaga sejak mulai banjir terjadi sehubungan ada instruksi dari Pimpinan Wilayah GP Ansor Lampung melalui Satkorwil Banser,” papar Mamat lagi.
Selasa (21/2), Kasatkorwil Banser Lampung Tatang Sumantri, meminta seluruh kader di masing-masing tingkatan melalui Satuan Kordinasi Cabang (Satkorcab) untuk melakukan pembentukam pos siaga dan bantuan untuk korban banjir.
“Setiap Satkorcab harus menyediakan sambungan jalur cepat untuk koordinasi, membantu melakukan pendataan dan inventarisasi titik banjir dan mensiagakan personalia untuk bantuan operasional atau peduli banjir,” ujar Tatang.
Di Kabupaten Pringsewu, Banser setempat melakukan pendataan dan inventarisasi titik banjir dan korban di wilayah satuan masing-masing.
Adapun di Lampung Timur, Gerakan Pemuda Ansor setempat sinergi dengan Taruna Siaga Bencana (Tagana) mempersiapkan Posko Penanggulanan Korban Bencana.
“Untuk GP Ansor Kota Bandarlampung segera menyalurkan bantuan ke seribu warga korban banjir melalui perwakilan RT masing-masing,” ujar Mamat lagi.
Ansor Bandarlampung merangkul sejumlah pihak agar berkenan berbagi untuk sesama yang mengalami musibah banjir.
Kamar Dagang dan Industri Indonesia (Kadin) Lampung merespon ajakan itu dan telah menyampaikan bantuan bagi korban banjir melalui GP Ansor Bandarlampung.
“Bantuan tersebut sedang kita kemas di Kampung Pasar Ambon, di Telukbetung Selatan sehubungan mau dibagikan sore ini,” kata Mamat lagi.
Dengan perilaku demikian, benarkah Ansor dan Banser adalah organisasi pencari nasi bungkus dan murtad?
“Sayyidina Umar bin Khotob tidak merusak tempat ibadah nonmuslim. Siapa yang berani mengatakan beliau murtad? Kalau ada Banser menjaga gereja itu mengikuti fikih Islaam,” ujar Pengasuh Pondok Pesantren Al Anwar Sarang III KH Abdul Ghofur Maimoen.
Karena itu, Gus Ghofur menyesalkan hujatan murtad terhadap Ansor dan Banser dalam menjaga gereja.
Dalam fikih Islam, ujar Doktor Ushuluddin Tafsir Universitas Al-Azhar, Mesir itu, penghormatan terhadap warga nonmuslim sudah selesai.