Jakarta, Lampungnews.com — Dua militan yang diyakini siap melakukan serangan bom mobil akhirnya meledakkan diri sendiri setelah polisi memerintahkan mereka menyerah di dekat ibu kota Turki, Ankara, pada Sabtu (8/10).
Gubernur Ankara, Ercan Topaca, mengatakan bahwa kedua militan itu diyakini berjenis kelamin laki-laki dan perempuan. Mereka diduga memiliki hubungan dengan kelompok bersenjata Partai Pekerja Kurdistan (PKK).
“Ada kemungkinan besar mereka memiliki kaitan dengan PKK,” ujar Topaca dan sebuah pernyataan yang disiarkan oleh CNN Turki seperti dikutip Reuters.
Menteri Kehakiman Turki, Bekir Bozdag, pun angkat bicara. Menurutnya, Turki kini dalam posisi kritis dengan begitu banyaknya pertikaian di sekitar negaranya.
“Bencana besar baru saja dihindari. Mereka kemungkinan akan menyerang Ankara. Turki dalam posisi kritis. Ada pertikaian di Suriah dan Irak dan sumber teror ada di sana,” ujar Bozdag seperti dikutip Reuters.
Kepemimpinan PKK bermarkas di daerah pegunungan di utara Irak. Sementara itu, milisi Kurdi YPG yang berada di Suriah disebut-sebut memiliki hubungan dekat dengan PKK.
Setelah insiden ini terjadi, aparat langsung melakukan investigasi. Dari penyelidikan awal, tim forensik menemukan dua plastik peledak dan 200 kilogram amonium nitrat, bahan yang biasa digunakan untuk membuat bom.
Tak lama setelah kabar ini tersiar, Presien Recep Tayyip Erdogan langsung mengadakan rapat mendadak tanpa menjelaskan agenda yang akan dibahas.
PKK sendiri sudah menggencarkan upaya pemberontakan untuk mendapatkan daerah otonomi di tenggara Turki sejak tiga dekade silam. Perlawanan ini sudah menewaskan 40 ribu orang.
Gencatan senjata yang sempat diberlakukan selama dua tahun akhirnya gagal pada Juli tahun lalu. Sejak saat itu, gempuran terus terjadi.
Sementara itu, pemerintah Turki juga harus berusaha membendung kekuatan ISIS yang sudah beberapa kali melakukan pengeboman. (rsa)