Bandarlampung, Lampungnews.com – Pengurus Himpunan Mahasiswa Administrasi Publik Universitas Bandarlampung (HIMA UBL) diharapkan tak hanya berkerja mengandalkan ketekukan, melainkan sambil tetap berzikir dan berfikir.
Motivasi itu disampaikan Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Politik (FISIP) UBL Yadi Lustiadi saat pelantikan pengurus HIMA Publik UBL periode 2017 – 2018 di Gedung Rektorat UBL, Senin (3/4).
“Bekerja cerdas bukan hanya bermodal ketekunan, tetapi juga zikir dan fikir sebagai usaha tidak dapat dipisahkan. Kedepan semoga dapat lebih memaksimalkan kinerja, secara cermat, jujur, dan adil,” kata Yadi.
Erwin menyampaikan agar kepengurusan HIMA Publik naungannya agar dapat bersinergi dan selalu bekerjasama, dalam memajukan roda salah satu organisasi kemahasiswaan di Fisip UBL tersebut.
“Kita saling bergerak, berakomodasi, saling bersinergi dalam pergerakan regenerasi. Dengan tujuan adanya perubahan demi perubahan hingga kepengurusan HIMA Publik yang baru, agar lebih mampu berkreatif, inovatif untuk menuju perubahan terdepan, sesuai harapan roda organisasi kita. Agar lebih dapat mengemban tugas yang diamanahkan,’’paparnya.
Dekan Fisip UBL menambahkan terkait kepengurusan HIMA Publik Fisip UBL. Dia berharap dari pelantikan secara teknis, terjadi regenerasi kepemipinan HIMA Publik UBL ditiap periode kepengurusan. Agar sesuai budaya HIMA Publik yang mampu menentukan langkah kini hingga masa depan. Serta dapat meneruskan prestasi pengurus HIMA Publik lalu.
Wejangan lain juga diberikan oleh Kepala Program Studi Administrasi Publik, Suwandi yang mengatakan perlu adanya pergerakan pengurus di luar organisasi. Hal ini agar pengurus bisa membentuk jaringan kerja sama.
“Dan menambah wawasan di dalam wadah HIMA Publik,” katanya.
Ketua Fraksi PKB DPRD Lampung Khidir Ibrahim yang hadir dalam pelantikan tersebut menambahkan, agar para pengurus bisa lebih berwacana. Karena sebagai organisasi, pengurus adalah sumber daya untuk memajukan organisasi itu.
“Kita setiap waktu harus belajar, dalam wadah penggalian ilmu. Dengan adanya ilmu dari berbagai sumber. Sehingga, kita dapat saling menghargai, bertukar pikiran, ide, hingga gagasan demi kemajuan organisasi,” katanya.
Aktivis Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia (KAMMI) Provinsi Lampung Dani Mustofa mengatakan, sebagai generasi milenial diharapkan bisa memanfaatkan kecanggihan teknologi dan internet.
“Di zaman ini, kita dituntut memahami multi pengetahuan, kompetensi, kapasitas, dan kapabilitas. Perlu ada filter dan penguasaan alat canggih, Termasuk, menjaga komunikasi sosial di dalam komunitas agar sinergis,” katanya. (Michella)