Jakarta, Lampungnews.com — Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan menuduh Amerika Serikat memasok lebih banyak senjata untuk pejuang Kurdi di Suriah utara pekan ini. Menurut Erdogan, AS mengirimkan dua pesawat berisi penuh senjata untuk milisi yang dianggap Turki sebagai kelompok teroris itu.
Tudingan itu dilontarkan Erdogan di mimbar PBB di New York, AS, pada Kamis (22/9) dan cenderung meningkatkan ketegangan antara Ankara dan Washington. Pasalnya, AS mendukung pasukan YPG Kurdi yang terlibat dalam operasi melawan militan ISIS. Turki sendiri juga merupakan bagian dari koalisi yang dipimpin AS untuk menggempur ISIS.
Namun, Turki menganggap YPG dan partai politik PYD merupakan perpanjangan tangan dari Partai Pekerja Kurdistan (PKK), kelompok pemberontak Kurdi di Turki yang dianggap sebagai teroris. Di Turki, PKK meluncurkan pemberontakan selama tiga dekade terakhir.
“Jika Anda berpikir dapat memberangus Daesh dengan YPG dan PYD, Anda tidak akan bisa, karena mereka adalah kelompok teroris juga,” kata Erdogan, menggunakan istilah Daesh untuk menyebut ISIS.
“Tiga hari yang lalu dua pesawat Amerika menjatuhkan paket berisi penuh senjata di Ayn al-Arab untuk kelompok teror ini,” ujar Erdogan, dikutip dari Reuters.
Erdogan mengungkapkan ia telah mengangkat isu ini dengan Wakil Presiden AS Joe Biden sejak Rabu (21/9), dan Biden mengaku tak tahu menahu tentang hal tersebut.
Amerika Serikat menilai YPG sebagai mitra strategis utama dalam memerangi ISIS di Suriah. AS memasok senjata melalui udara untuk kelompok ini di Ayn al-Arab pada 2014. Saat itu, Erdogan menegaskan bahwa setengah pasokan senjata yang diberikan AS direbut oleh militan ISIS.
Ayn al-Arab dikepung oleh ISIS selama empat bulan pada akhir 2014. Wilayah itu berjarak sekitar 35 km sebelah timur dari kota perbatasan Jarablus, di mana pemberontak yang didukung Turki berhasil memukul mundur ISIS dalam operasi yang disebut “Perisai Efrat.”
Operasi tersebut bertujuan untuk memberangus ISIS dari daerah perbatasan selatan Turki. Namun operasi itu juga membuat pasukan Turki dan kelompok pemberontak Suriah berkonflik dengan YPG.
Juru bicara Erdogan, Ibrahim Kalin pada Kamis mengesampingkan kemungkinan Turki bergabung dengan operasi koalisi melawan ISIS di Raqqa, jika YPG juga ikut ambil bagian dalam operasi itu. Raqqa merupakan kota yang selama ini diklaim sebagai ibu kota kelompok militan ISIS.
Kota perbatasan Kilis di Turki diserang tiga tembakan roket yang diluncurkan dari wilayah yang dikuasai ISIS di Suriah paa Kamis. Serangan itu melukai delapan warga sipil termasuk enam anak, menurut laporan militer Turki. (ama/den)