Pringsewu, Lampungnews.com – Banyak sampah tercecer di tepi jalan Pirngadi, Kelurahan Pringsewu Utara, Kecamatan Pringsewu. Sampah-sampah dibuang sembarang itu didominasi sampah rumah tangga.
Minimnya bak penampung sampah dijadikan alasan warga untuk membuang sampah di tepi jalan kerap dilakukan. “Ribet mas kalau mesti bawa sampah ke bak sampah di pasar. Di sana lebih parah lagi kondisinya. Mau dibakar, asap sampahnya ganggu tetangga. Apalagi kita tinggal di sini ngontrak,” kata Faisal, warga setempat yang kesehariannya berdagang di Pasar Sarinongko, Selasa (24/1).
Masalah persampahan di Kabupaten Pringsewu cukup mengkhawatirkan. Tak hanya membuat kumuh, sampah-sampah dibuang di selokan menjadi penyebab utama terjadinya banjir di Pringsewu bila tiba musim penghujan.
Kendati Dinas Pasar, Kebersihan, dan Pertamanan (DPKP) Pringsewu telah menganggarkan ratusan juta untuk meningkatkan operasi dan pemeliharaan prasarana dan sarana persampahan dengan menyediakan bak penampung sampah hingga penyediaan kotak sampah. Namun, hal itu belum juga menuntaskan kekumuhan daerah berjuluk Kota Bambu, dari persoalan sampah. Alih-alih
Untuk diketahui, awal tahun 2016, dua instansi pemerintah daerah, DPKP dan Badan Pengelolaan Lingkungan Hidup (BPLH) saling lempar tanggung jawab atas pengurusuan sampah di Tempat Pembuangan Akhir (TPA).
Masyarakat berharap, bisa dipermudah untuk membuang sampah dengan penambahan bak penampung sampah. “Di kelurahan lain ada tuh motor roda tiga buat ngangkutin sampah di rumah-rumah warga. Ya itu bisa dioptimalkan kalau gak bisa menyediakan bak penampung sampah. Armadanya ditambah lagi biar maksimal angkut sampahnya,” kata Rahmat, warga Kelurahan Pringsewu Utara. (Anton Nugroz)