Bandarlampung, Lampungnews.com – Penyakit demam berdarah dengue (DBD), empat warga di pemukiman warga Kampung Umbul Kunci, Kelurahan Sukaraja, Telukbetung Selatan (TbS), Bandarlampung. Satu diantaranya meninggal dunia.
Korban DBD yakni, Mutiara (2), Berlian (5), Nagib (4), yang masih dilakukan perawatan di Rumah Sakit Dadi Djokro Dipo sejak Selasa (17/1) lalu, dan Aidil (4), yang meninggal dunia saat di Rumah Sakit Advent.
Ketua RT 017 Kelurahan Sukaraja, Kecamatan Bumiwaras, Ibrahim Lakoni (50), mengatakan, wilayahnya jarang dilakukan fogging (pengasapan), kecuali warganya ada yang terkena DBD dahulu.
“Sebab pihak Puskesmas tidak mau memfoggingnya. Jika tidak ada bukti bahwa warga saya terkena DBD dulu dan baru dapat SO. Jika tidak dapat SO, maka tidak dilakukan fogging,” Ibrahim, Jumat (20/1/17).
Ia menambahkan, wilayahnya baru dilakukan fogging saat ada warganya yang meninggal (Aidil) akibat penyakit DBD.
“Pas warga saya meninggal baru pihak Puskesmas mau melakukan fogging. Tadi (Jum’at), pukul 13.00 WIB baru dilakukan fogging. Ada sebanyak 40 rumah yang sudah dilakukan pengasapan,” tutupnya.
Susi, nenek dari Berlian menuturkan, cucunya tersebut menderita penyakit DBD selama tujuh hari dengan tanda-tanda cucunya mengalami demam tinggi sehingga dibawa ke klinik kesehatan dan dirawat ke Puskesmas Panjang.
“Saat dibawa ke Kosasih petugas mengatakan hanya demam biasa. Namun, demam nya tidak juga turun sehingga dibawa ke Puskesmas Panjang. Petugas memastikan positif terkena DBD dan harus dirawat di Puskesmas Panjang. Sekarang sudah pulang beberapa hari lalu,” ujarnya.
Menurutnya, dalam beberapa hari terakhir, virus DBD itu mewabah di pemukiman warga yang dampaknya dirasakan kepada beberapa anak diwilayah tersebut. “Sudah pernah dikasih obat jentik nyamuk di air maupun di bak penampung. Namun, nyamuk itu masih saja ada,” kata dia.
Sementara, Ani, orangtua Aidil tidak menyangka jika anaknya harus meninggal dunia dikarenakan virus DBD. Virus itu menyebar dengan begitu cepat dalam waktu lima hari merenggut nyawa anaknya..
Menjalarnya nyamuk DBD menurutnya, akibat di wilayah tersebut telah lama tidak dilakukan pengasapan (fogging). Menurutnya, terakhir dilakukannya pengasapan pada tahun 2016 dan selanjutnya hanya sebatas digelarnya kegiatan penyuluhan bahaya DBD.
“Cuma penyuluhan saja. Tadi pagi juga baru saja penyuluhan di puskesmas, tapi tidak pernah dilakukan foggingnya,” tandasnya.
(Adam)