Lampungnews.com – Sebentar lagi, pemerintah Jerman akan memberikan jaminan bebas biaya bagi warga miskin atau pria yang ingin mendapatkan bantuan seksual dari Pekerja Seks Komersial (PSK). Meski begitu, kebijakan ini belum resmi diberikan negara, melainkan masih usulan dari Partai Hijau Jerman.
Juru bicara partai, Elisabeth Scharfenberg mengungkapkan, para dokter seharusnya memiliki hak untuk memberikan pengobatan kepada pasien mereka kepada para kupu-kupu malam. Bagi mereka yang ingin menggunakan kebijakan ini harus membuktikan ketidakmampuannya.
“Saya bisa membayangkan pembiayaan publik untuk bantuan seksual,” ujar Elisabeth dalam sebuah artikel koran lokal Jerman, Welt am Sonntag, Senin (9/1).
Berbeda dengan Indonesia dan beberapa negara lain yang menganggapnya sebagai pekerjaan tabu, prostitusi merupakan pekerjaan legal di Jerman. Rumah-rumah bordil berdiri di hampir setiap kota, bahkan muncul tren baru di mana para PSK menawarkan bantuan seksual bagi penderita demensia, cacat dan orang-orang yang tinggal di rumah perawatan.
Pelayanan yang diberikan beraneka ragam, mulai dari ‘sentuhan sayang’, bondage, fetisisme dan seks penuh. Namun, tidak ada aturan bagi klien untuk mengklaim biaya yang keluar atas kunjungan PSK sebagai pembiayaan medis.
Atas dasar itulah Partai Hijau ingin membuat aturan baru, di mana pengguna jasa yang tidak mampu membayar PSK bisa menikmati bantuan seksual. Mereka terinspirasi aturan dari negara tetangganya, Belanda, yang telah memberikan asuransi sebagai perlindungan bagi seluruh PSK.
“Semua kota seharusnya mulai mendiskusikan penawaran yang sesuai di situs dan hibah apa yang mereka perlukan,” sahut Elisabeth.
Usulan ini didukung penuh oleh pelatih seks dan penulis Vanessa del Rae, yang bekerja selama bertahun-tahun sebagai perawat, dan kemudian mengambil alih manajemen rumah perawatan dan menyandang gelar di bidang seksual dan sensualitas.
“Di Belanda, pekerja seks dibayar oleh asuransi kesehatan. Di Jerman dalam beberapa tahun terakhir kami telah melihat pendamping seksual untuk kebutuhan seksual bagi pria dan wanita lanjut usia,” jelas Banessa.
Menurutnya, banyak rumah jompo yang bereaksi ketika menemukan pasien mereka sedang bermesraan dengan wanita muda. “Mereka (para pekerja seks) tahu rintangan, rasa malu yang dirasakan oleh para orang tua.”
Sementara, Profesor Wilhelm Frieling-Sonnenberg, seorang spesialis perawatan medis, mengatakan, gagasan tersebut telah “menghina martabat manusia, cara untuk menenangkan pasien bermasalah”. (Andi)
Sumber : Medeka.com