Bandarlampung, Lampungnews.com – Wahana Lingkungan Hidup (Walhi) Lampung meminta peran Pemerintah Kota Bandarlampung dalam menangani sampah kian optimal sehubungan volume sampah kian meningkat tiap harinya.
“Beberapa tahun terakhir di Bandarlampung volume sampah kian meningkat. Saat ini sampah yang diangkut di Bandarlampung mencapai 850 ton per hari dari 650 ton per hari dibandingkan empat tahun terakhir. Artinya terjadi peningkatan volume sampah,” ujar Direktur Eksekutif Walhi, Hendrawan, di Bandarlampung, Selasa (21/2).
Pada peringatan Hari Peduli Sampah Nasional (HPSN) 2017 yang diperingati setiap 21 Februari, Walhi Lampung mengkritisi pengelolaan sampah di Bandarlampung yang terkenal sebagai Kota Tapis Berseri.
Selama ini pengelolaan sampah hanya diangkut dan ditampung di Tempat Pengelolaan Akhir (TPA) Sampah di Bakung.
Walhi Lampung menyarankan, sampah tidak hanya dibuang saja tapi bisa dikelola dan dikembangkan menjadi pupuk kompos misalnya.
Atau bisa dikembangkan melalui bank sampah. Di mana ada manajemen yang mengelola sampah, dijual dan diberdayakan.
“Melalui bank sampah ada yang ngelola. Ada pembeli dan ada yang jual. Sampah itu sampah yang layak jual. Ada masyarakat yang ngejual dan nasabah. Saat ini yang sudah ada bank sampah di Panjang Selatan, Kota Karang dan Pesawaran,” paparnya.
Selain itu, ujar dia menambahkan, tingkat kesadaran masyarakat juga diperlukan. Seperti membuang sampah tidak ke sungai maupun pantai. Memilah sampah organik dan anorganik, menghemat penggunaan bahan plastik dan barang-barang yang berpotensi menjadi sampah.
“Pemerintah perlu menyediakan kotak sampah di titik-titik keramaian di Bandarlampung. Dengan begitu, otomatis beban sampah makin berkurang jika sinergi antara pemerintah dan masyarakat terjalin dengan baik,” ujar dia lagi.
Khusus di daerah luar pesisir Bandarlampung perlu diadakan penyuluhan tentang bahaya sampah dan pengelolaan sampah.
“Daerah tersebut masih kurang tingkat kesadarannya terlebih tidak ada tempat pembuangan sampah yang disediakan pemerintah,” demikian Hendrawan. (Davit)