Bandarlampung, Lampungnews.com – Kesadaran masyarakat dinilai menjadi persoalan tempat sampah yang berada di samping SDN 2 dan 4 Talang.
Aktivis lingkungan hidup, Rinda Gusvita mengatakan, akar dari permasalahan persoalan tersebut adalah dari kesadaran masyarakat.
Menurutnya, persoalan tersebut memang tidak lepas dari kesadaran masyarakat yang kurang dalam membuang sampah pada tempatnya.
“Selain itu, mereka juga membuang sampah semena-mena di lahan milik orang lain atau instansi. Ada kalanya ini memang karena individunya enggan membayar iuran sokli atau memang masalah datang dari petugas kebersihannya,” ujar Rinda Gusvita, di Bandarlampung, Kamis (2/3).
Ketika beberapa orang sudah melakukan pemilahan sampah, lanjut Rinda, petugas sampah tetap menaruhnya di satu bak yang sama sehingga akhirnya masyarakat enggan melakukan pemilahan.
“Apa lagi ini terjadi di belakang sekolah, tentunya sangat mengganggu aktivitas belajar mengajar dan juga kesehatan warga sekitar. Seharusnya ini menjadi perhatian pemerintah sekitar mulai dari tingkat RT untuk bisa mengelola atau sekedar memilah sampahnya sendiri. Juga oleh pihak sekolah agar menumbuhkan awareness (kesadaran) bagi para pelajar di sekolahnya,” terangnya.
Ia menambahkan, saat ini pemerintah sudah gencar melakukan program Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM) yang mirip dengan Program Nasional di bidang sanitasi yang bersifat lintas sektoral sebagai pendekatan untuk mengubah perilaku hihigiene (kesehatan). Dan menurutnya Sanitasi itu adalah kebutuhan perindividu bukan kebutuhan lembaga tertentu.
“Memang program tersebut berjalan, tapi seperti by project. Jadi programnya tidak berkelanjutan karena kesadarannya belum sepenuhnya terbangun, bahkan fasilitasnya juga belum mendukung. Jika project atau periodenya selesai, maka programnya juga selesai,” ucapnya.
Ia melanjutkan, jika program tersebut ingin berjalan yang perlu dibangun pertama kali adalah awareness (kesadaran) masyarakatnya dan STBM sehingga partisipasi masyarakat juga semakin tinggi. (Adam)