Bandar Lampung, Lampungnews.com – Sore itu cuaca sangat bersahabat. Langit cerah meski ombak kuat menghantam beton-beton di ujung dermaga. Keriuhan lelang ikan di Tempat Pelelangan Ikan (TPI) Gudang Lelang terdengar hingga ke ujung pasar. Kapal-kapal berhiaskan bendera merah putih berjejer saling merapat di tepi pantai.
Tak ada lapangan bola atau pekarangan rumah yang bisa dijejaki untuk sekedar bermain. Rumah-rumah panggung berdiri saling berdekatan, nyaris tak ada jarak, hanya sekedar untuk melintas.
Kondisi ini ternyata tak menjadi soal bagi anak-anak nelayan yang tinggal di sana. Meski tak dapat bermain bebas, kapal dan pantai justru dianggap sebuah wahana permainan yang menyenangkan.
Puluhan kapal-kapal pengangkut ikan yang tak berangkat melaut akibat alam yang tak bersahabat dilompati satu per satu. Berlomba-lomba mencari atap kapal yang paling tinggi.
Angin mendukung, lalu terbanglah layang-layang meski tak bisa tinggi. Beberapa orang tua pun mengajak anak-anaknya menikmati sore dari atas kapal atau depan pintu rumah yang menghadap ke laut.
Tak hanya itu, kapal-kapal yang nyaris tenggelam alias tidak terpakai lagi juga dimanfaatkan anak-anak Kampung Ujung Bom. Mereka asyik menaiki kapal dan terjun bebas ke laut.
Pola yang sama dilakukan berkali-kali sambil tertawa bersama. Meski berbahaya lantaran bisa terjatuh atau kepala luka terbentur ujung kapal, namun anak-anak ini tetap santai bermain di sekitar kapal. Bukan tak takut, tapi tak ada pilihan selain menikmati keterbatasan yang ada. (El Shinta)