Bandarlampung, Lampungnews.com – Telepon koin mungkin tak asing bagi anak kelahiran tahun 90an. Sebab, alat komunikasi yang berada di pinggir jalan ini sempat tenar di tahun 2000 dan menjadi alat komunikasi alternatif saat itu. Terlebih, handphone pada waktu masih langka dan harganya selangit.
Namun, riwayat telepon koin kini mulai hilang tergerus zaman. Kotak telepon berwarna biru dengan gagang telepon berwarna hitam ini tak lagi digunakan sebagai alat komunikasi. Meski dikatakan sebagai telepon dengan biaya murah, yakni hanya menggunakan uang recehan pecahan mulai dari Rp 100, Rp 200, dan Rp 500.
Kedatangan warung telepon (wartel) sekitar tahun 2006 yang menjadi permulaan telepon koin menjadi terlupakan. Terlebih, banyak tangan-tangan jahil yang sengaja merusak, bahkan menjebol bagian penyimpanan koin, sehingga telepon koin yang ada saat ini sudah tak lagi digunakan.
PT Telkom Indonesia pun sempat memperbanyak dan memperbarui telepon koin ini dengan target sasaran sekolah dasar di berbagai penjuru. Alasannya, anak SD saat ini bisa kapan saja menghubungi orang tuanya dengan menggunakan uang saku.
Namun lagi-lagi telepon koin kalah pesona. Kehadiran telepon genggam atau handphone mulai masuk ke pasar secara cepat. 5 tahun belakangan, kehadiran handphone berkembang sangat pesat dan berubah dengan teknologi baru menjadi smartphone.
Harga yang ditawarkan pun terbilang menjangkau seluruh kalangan. Jadi sudah tak heran jika anak TK sekalipun sudah memegang smartphone dan tak tahu sejarah telepon koin bagi komunikasi saat itu. (El Shinta)