Bandarlampung, Lampungnews.com – Di bawah menara pengawas tentara, di seberang tembok yang dibangun Israel di Tepi Barat, seniman jalanan Banksy membuka sebuah penginapan.
Seperti dilansir dari cnnindonesia.com, hotel bernama Walled Off ini berdiri setinggi tiga lantai di Betlehem. Dinding kamar dan lorong-lorongnya didekorasi oleh coretan stensil sang artis misterius itu.
Salah satu di antaranya menunjukkan seorang tentara Israel dan pemuda Palestina saling memukul menggunakan bantal. Sementara di pintu masuk, sebuah patung bell-boy simpanse menyambut dengan baju-baju berjatuhan dari koper yang ia pegang.
Hotel yang diubah dari sebuah bengkel tembikar ini didesain untuk menyerupai “kelab bangsawan Inggris dari masa kolonial,” kata pernyataan Banksy yang dikutip Reuters akhir pekan ini, merujuk pada peran Inggris dalam sejarah Timur Tengah.
Namun, dekorasinya dibumbui patung-patung orang tersedak gas air mata, malaikat bergantung di langit-langit, lengkap dengan masker oksigen. Selain itu, lukisan cat minyak menyerupai pelampung para pengungsi yang terdampar juga menambah suram suasana hotel ini.
Penginapan ini dibuat secara diam-diam 14 bulan ke belakang. Otoritas militer Israel di Tepi Barat tidak merespons ketika ditanyai apakah mereka mengetahuinya.
Banksy, yang nama aslinya tidak pernah diketahui, menyebut pemandangan di penginapannya itu lebih buruk daripada hotel mana pun yang ada di dunia. Setiap ruangan yang ada di bangunan ini menghadap ke tembok pembatas yang jadi simbol opresi untuk warga Palestina.
Israel mulai membangun tembok ini pada 2002, di puncak pemberontakan warga Palestina yang disertai serangkaian serangan bom bunuh diri.
Warga Palestina menyebutnya sebagai “tembok apartheid,” sebuah cara yang dilakukanIsrael untuk merebut tanah mereka di Tepi Barat. Bangsa Palestina menginginkannya, beserta Gaza dan Yerusalem Timur, sebagai bagian negara di masa depan.
Pernyataan Banksy menyebut hotel itu “menyambut hangat semua orang dari kedua belah pihak dalam konflik dan dari seluruh dunia” dengan biaya yang dikucurkan oleh sang seniman jalanan.
Musik lembut dari pianola yang bermain sendiri mengisi ruang makan bercahaya lilin di mana lukisan Yesus memandang tiga pesawat tempur yang distensil di langit-langitnya.
Hotel ini juga mempunyai galeri seni sendiri dan pameran yang didedikasikan untuk tembok tersebut, diisi oleh seniman dari Palestina dan Israel.
Hotel Walled Off adalah proyek terbesar Banksy sejak taman hiburan Dismaland dibuat 2015 lalu di tepi laut Inggris. Taman itu pun menawarkan suasana tidak biasa, di mana stafnya membawa balon-balon bertuliskan “saya bodoh” dan kolamnya dihiasi model berupa kapal pengungsi. (*)