Bandarlampung, Lampungnews.com – Sejumlah kendaraan roda empat dan roda dua semula melenggang tenang mendadak pelan kemudian banting stir menghindari lubang. Begitulah pemandangan yang kerap menghardik mata bersama kepulan debu di jalan Soekarno-Hatta.
Jalan yang lebih dikenal dengan sebutan Bypass tersebut merupakan jalan nasional. Dengan kondisi mengalami kerusakan parah di sejumlah titik, sejumlah pengguna jalan berharap ada perbaikan, sebagaimana buruh panggul yang berdoa anaknya tak jadi buruh panggul.
Pantauan Lampungnews.com, titik-titik kerusakan terdapat di Persimpangan Jalan Untung Suropati sebelum Universitas Terbuka, depan Gunung Semeru Sejahtera, depan gudang Yamaha, lalu Puri Kerthi Buana. Kerusakan parah juga terdapat di persimpangan PJR Way Lunik, Panjang.
Sejumlah lubang jalan dengan diameter variatif, dari 50 centimeter hingga 1 meter dan kedalaman mencapai 15 centimeter, seringkali membuat pengendara memperlambat kendaraan guna menghindari lubang-lubang yang ada di jalan nasional yang seringkali mengalami kerusakan.
“Kalau rusak sering dan yang parah memang di sini karena sesudah lampu merah kondisi jalan lebih rendah daripada jalan di atasnya. Sekarang lubangnya juga terlihat tambah dalam,” ujar pedagang di jalan Soekarno-Hatta, Denti (35).
Pedagang yang berjualan sebelum Universitas Terbuka itu menambahkan, akibat jalan yang berlubang tersebut, pengendara kendaraan bermotor kerap terkecoh dengan lubang yang tiba-tiba ada setelah jalan yang terlihat mulus.
”Banyak yang sering terperosok kaget. Mereka mengira jalannya mulus semua, tidak tahunya ada lubang. Apalagi kalau hujan, lubang-lubang jalan tidak kelihatan,” ujar Denti lagi.
Hal senada disampaikan Ucok (42), tukang tambal ban di sekitar Bypass. Karena itu, dia meminta pemerintah segera memperbaiki jalan rusak sehubungan dapat membahayakan pengendara itu.
“Inikan jalan negara, kalau diperbaiki waktunya lama tapi rusaknya cepat dan parah. Seharusnya jalan ini dibeton semua karena banyak mobil besar yang melintasi,” ujar Ucok. (Davit)