Bandarlampung, Lampungnews.com – Dua orang tewas dalam demonstrasi yang berakhir ricuh terkait penolakan pemakzulan Presiden Korea Selatan (Korsel) Park Geun-hye.
Presiden Park Geun-hye dimakzulkan oleh Mahkamah Konstitusi pada Jumat (10/3) karena terseret dalam skandal korupsi.
Sejumlah warga memprotes keputusan MK tersebut, sementara yang lainnya merayakan penggulingan Park dan menganggapnya sebagai kemenangan rakyat.
Aksi protes ini disertai itu pun diselimuti suasana emosional dan tak jarang diwarnai dengan aksi kekerasan hingga menewaskan dua orang.
Dilansir dari cnn.com, ribuan demonstran dari kubu pendukung Park berdiri di tengah jalanan utama kompleks MK dan mengibarkan bendera Korsel.
Sejumlah pemrotes itu mengguncang dan memanjat bus polisi yang terletak sekitar 200 meter dari gedung MK.
“Kami kehilangan kebebasan. Kita kehilangan Korea,” teriaksalah satu pemrotes.
“Kami tidak mengerti alasan pemakzulan Presiden Park. Sampai saat ini dan besok pun dia [Park] masih menjadi presiden kami,” teriak yang lainnya.
Polisi antihuru-hara dikabarkan telah mengerahkan pasukannya guna membendung aksi pendukung presiden perempuan pertama negara itu.
Beberapa demonstran pingsan akibat emosi dan kelelahan lantaran telah melakukan unjuk rasa seharian.
Menurut pernyataan tertulis Perdana Menteri Hwang Kyo-ahn, yang kini mengambil alih kewenang eksekutif Park untuk sementara waktu, sejumlah pengunjuk rasa juga mengalami luka-luka dalam insiden itu.
Di sisi lain, para penentang Park berhamburan ke jalan merayakan penggulingannya.
Park dicopot dari kursi kepresidenan setelah kedapatan membantu Choi Soon-sil, kerabat dekatnya, menekan sejumlah konglomerat Korsel menggelontorkan jutaan dolar uang bagi dua yayasan pribadi.
Choi merupakan pusat dari skandal korupsi ini. Choi sendiri telah ditahan atas dakwaan penyalahgunaan kekuasaan dan memanfaatkan kedekataannya dengan orang nomor satu di negara itu.
Skandal korupsi ini juga menggiring bos Samsung Group, Jay Y Lee, salah satu perusahaan pendonor terbesar bagi yayasan Choi.
Lee ditetapkan sebagai tersangka atas tuduhan penyuapan dan persekongkolan dengan pemerintah dalam merger dua anak perusahaan Samsung pada 2015 lalu.
Meski selama ini Park telah meminta maaf akibat kekacauan politik yang ia sebabkan, putri dari Presiden Korsel ke-3 itu tetap menampik segala tudingan penyalahgunaan kewenangan yang dilayangkan jaksa. (*)