Bandarlampung, Lampungnews.com – Keberadaan satwa di Taman Nasional Bukit Barisan Selatan (TNBBS) dianggap sudah sangat tertekan, bahkan populasi satwa-satwa makin berkurang.
Hal tersebut disampaikan Sekretaris Daerah (Sekda) Provinsi Lampung Sutono saat mengadakan Rapat Kordinasi (Rakor) dalam rangka Pemulihan Ekosistem Kawasan TNBBS, di Swiss – BellHotel, Bandarlampung, Selasa (11/4).
Menurut Sutono, TNBBS adalah benteng terakhir untuk pelestarian satwa-satwa Sumatera. Bahkan, TNBBS adalah suatu kawasan panjang dari Bengkulu Selatan sampai ke Lampung Barat dan Pesisir Barat.
“Bukit Barisan Selatan ini juga kita ketahui bukan hanya pelembagaan masyarakat Lampung saja, namun sudah diakui oleh dunia untuk menjadi kawasan dunia. Kenapa ditetapkan seperti itu, karena antara lain ada satwa-satwa penting yang harus dilindungi seperti harimau sumatera, badak dan gajah. Jadi didalamnya adalah satwa-satwa penting,” terangnya, Selasa (11/2).
Ia melanjutkan, pihaknya sudah mendapat laporan bahwa badak dan gajah yang jinak telah diracun dan dijerat oleh masyarakat. Dengan adanya laporan itu, menurutnya harus ada program cepat dan penanganannya harus terpaku termasuk juga masalah perambanan dan sebagainya.
“Kita juga sudah lakukan kordinasi kepada Kementrian dan Pemerintah Daerah wialayah perbatasan. Ini juga menjadi program penegakan hukum dan pengamanan, karena hal ini tidak bisa ditoleransi mengenai perburuan satwa tersebut. Kita juga mengandeng TNI-Polri, pihak kejaksaan dan mitra yang memberikan suport dalam lingkungan ini,” jelasnya.
Direktur Pencegahan dan Pengamanan Hutan Kementrian Lingkungan Hidup dan Kehutanan RI, Istanto mengatakan, selain dari perburuan satwa tingkat kerusakan hutan mencapai 7 – 10 persen.
“Terakhir, kerusakan hutan mencapai 20 persen. Penyebabnya seperti perambahan hutan, dan ancaman pengalihan lahan menjadi lahan tanam seperti kopi dan lain-lain,” ujarnya.
Menurutnya masalah yang terberat dihadapi saat ini adalah perambahan hutan, dikarenakan hal tersebut sudah dilakukan sejak lama.
“Kami sudah berkoordinasi kepada teman-teman bahwa selama ini populasi badak semakin menurun. Kami juga sedikit kesulitan dalam menjaga hutan mengingat luasnya kawasan, dan terbatasnya personil. Yang jelas nanti komintmen aparat dari penegak hukum, kejaksaan termasuk kami untuk menegakan aturan yang ada di hutan seperti illegal loging dan perambahan,” katanya.(Adam)