
Lampung Tengah, Lampungnews.com – Keluarga dari Briptu Anumerta Ridho Setiawan, salah satu korban bom Kampung Melayu, Jakarta Timur, yang terjadi pada Rabu (24/5) malam, mengaku terpukul dengan kabar kematian yang diterima sejak pukul 03.00 dini hari. Keluarga sempat merasakan firasat buruk.
Siti Fatimah, bibi dari Ridho, mengatakan semalam sekitar pukul 10 malam, ia dan suaminya sempat mendengar suara ledakan seperti bom.
“Waktu mau tidur sempat bunyi ‘duum’ kayak bom, suami saya nanya suara apa itu, saya bilang itu suara bom. Lalu kami tidur. Setelah itu jam tiga subuh baru dapat kabar kalah Ridho sudah nggak ada,” kata Siti Fatimah ditemui di rumah duka di Desa Negeri Katon RT 1 RW 2, Kecamatan Selagai Lingga, Lampung Tengah, Kamis (25/5).
Dirinya mengungkapkan, Ridho dikenal sebagai sosok yang baik dan penurut. Siti yang selalu bersama Ridho sejak kecil merasa kehilangan sosok keponakannya.
“Orangnya baik, nggak banyak tingkah, dari kecil dia sama saya. Baru ini saja waktu saya menikah pisah, dia ngerokok saja tidak, nurut sama orangtua, saya kehilangan ini rasanya kayak kehilangan bapak saya. Bulan Januari terakhir ketemu dia,” isak Siti Fatimah.
Siti juga mengutuk keras tindakan pengeboman yang dilakukan pelaku yang menewaskan Ridho dan beberapa rekannya.
“Pelaku teror ini semoga tujuh turunan nggak ada kehidupan. Demi Allah nggak akan ada kehidupan buat mereka! Ini keponakan saya satu-satunya. Tolonglah berhenti ngebom orang yang tidak berdosa seperti ini. Sakit rasanya kami yang ditinggalkan,” ungkapnya.
Diketahui Briptu Anumerta Ridho Setiawan merupakan putra Lampung Tengah yang lahir pada tahun 1996. Ridho bergabung Sabhara Polda Metro Jaya pada tahun 2015.
Jenazahnya dikebumikan di pemakaman keluarga di Desa Negeri Katon, Selagai Lingga, Lampung Tengah, Kamis (25/5) malam, sekitar pukul 18.30 WIB dengan upacara kepolisian.
Karena gugur dalam tugas Ridho mendapatkan kenaikan pangkat dari Bripda menjadi Briptu Anumerta disaat terakhirnya. (El Shinta)