Bandarlampung, Lampungnews.com – Para peringatan Hari Kebebasan Pers Internasional, Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Bandarlampung menyoroti sejumlah kasus kekerasan terhadap jurnalis yang belum terselesaikan di Lampung.
Ketua AJI Bandarlampung, Padli Ramdan dalam rilis yang diterima Lampungnews.com menyebutkan, salah satu kasus kekerasan terhadap jurnalis yang belum selesai yakni kasus yang menimpa Yudi (wartawan Trans Lampung).
“Yudi menjadi korban kekerasan oleh oknum polisi saat meliput penggerebekan pada April lalu. Kasus ini sudah dilaporkan ke Propam Polda Lampung. Meskipun kapolda sudah meminta maaf tapi pelaku belum mendapat sanksi hukum,” katanya, Rabu (3/5).
AJI Bandarlampung pun meminta agar Kapolda Lampung untuk segera menuntaskan kasus tersebut sesuai dengan janji beberapa waktu lalu. “Praktik impunitas kepada pelaku kekerasan terhadap wartawan harus dihentikan. Pelaku harus dihukum sesuai dengan UU Pers Nomor 40 tahun 1999,” katanya.
Lebih lanjut Padli mengatakan, terus berulangnya kasus kekerasan terhadap wartawan karena para penegak hukum tidak pernah serius mengusut kasus yang terjadi. Penegak hukum seakan lemah kepada pelaku kekerasan terhadap wartawan.
“Selama tahun 2017 hingga April, terjadi dua kasus kekerasan terhadap wartawan. Selain kasus yang menimpa Yudi, ada satu kasus yg menimpa wartawan saat meliput persidangan korupsi di Pengadilan Tipikor Tanjungkarang. Wartawan mengalami kekerasan verbal yang dilakukan oleh terdakwa kasus korupsi,” katanya.
AJI mengingatkan bahwa kebebesan pers adalah bagian dari kebebebasan untuk mendapatkan informasi. Untuk itu semua media harus terus memberikan informasi yang akurat, komprehensif dan independen. Sehingga, warga bisa menentukan sendiri informasi yang ingin diketahuinya.
“Pers harus menempatkan kepentingan warga dan kepentingan publik sebagai keberpihakan utama, bukan kepentingan pemilik dan kepentingan pemasang iklan,” katanya. (*)
