Pringsewu, Lampungnews.com – Masyarakat Pekon Panjerejo, Kecamatan Gadingrejo menaruh harapan besar kepada pemerintah kabupaten (Pemkab) Pringsewu segera merealisasi pembangunan bendungan yang jebol.
Terlebih, masyarakat petani yang menggantungkan hidupnya pada lahan sawah yang justru kini tak bisa dikelola. “Gak dapet air (sawahnya), Mas. Ya gimana lagi,” kata Maryati.
Sebagai petani penggarap, ibu dua orang anak ini mengaku hanya bisa pasrah sawah garapan seluas seperempat hektare tak lagi menghasilkan.
Warga lain, Tarno mengatakan, para petani sudah mengadu ke dinas dan pemerintah mengenai kebutuhan bendungan itu. Mengingat, banyaknya masyarakat petani yang bergantung pada aliran air dari bendungan tersebut.
“Sering mas yang datang ke sini itu, ya cuma liat-liat, foto-foto, sudah. Terakhir belum lama ini ada rombongan pakai dua mobil hujan-hujan ya ke sini lagi. Ya gak tau ngapain,” kata Tarno.
Pria yang kesehariannya sebagai buruh cetak bata ini pun mengaku khawatir dengan kondisi rawan dinding tanah sekitar bendungan bakal longsor akibat terus tergerus air.
Sementara, baik dari Dinas PUPera maupun Dinas Pertanian sendiri berencana membuat tanggul sementara. Usulan bantuan pun diupayakan diperoleh dari BPBD Provinsi maupun pusat. Namun, hal itu urung dilakukan lantaran sejumlah kendala.
Kepala Bidang Sarana dan Prasarana Dinas Pertanian Pringsewu Maryanto menjelaskan, tidak mungkinkannya dilakukannya pemasangan tanggul sementata atau bronjong saat debit air besar. Bahkan, kata dia, pemasangan dilakukan pada saat debit minimal bakal tak mampu mengaliri sesuai yang diharapkan.
Kepala Bidang Pengairan Dinas PUPera Tugino pun memastikan bila pembangunan bendungan permanen baru akan dilakukan pada tahun 2018 mendatang. Hal itu setelah pihaknya melakukan koordinasi dengan pemerintah provinsi. (Anton Nugroz)