Bandarlampung, Lampungnews.com – Di tengah kebanalan kehidupan di Indonesia yang makin menjadi di era Generasi Y, Teater Keliling berusaha memberikan makna baru dan menarik kembali generasi muda untuk mencintai bangsa ini.
Usaha ‘menarik’ lagi ini ditampilkan dalam lakon Sang Saka yang dipentaskan dengan apik di UKMF KSS FKIP Unila, Selasa (15/8) malam.
Lakon dibuka dengan dialog antara Rudolf Puspa dengan Dery Syrna terkait masa muda mereka yang pernah merasakan asmara di tengah medan peperangan. Alur yang berjalan santai juga jenaka ini sedikit banyak membawa suasana menjadi lebih cair guna masuk ke dalam plot cerita yang sesungguhnya.
Karya Rudolf Puspa dan Dolfry Indra Suri ini berkisah tentang tiga orang sahabat yang bertemu kembali untuk berpetualang mencari harta karun yang sedang menjadi ulasan terpopuler di dunia maya.
Ketiga sahabat itu membawa serta dua orang kenalan mereka dalam petualangan tersebut. Perjalanan perburuan ini membuka rahasia pada setiap diri mereka. Tentang pemuda-pemudi yang lupa diri dan memupuskan rasa cintanya terhadap negeri.
Harta karun itu akhirnya berhasil ditemukan, tapi bukan seperti apa yang ada dibenak mereka. Harta karun itu menuntun mereka ke dimensi waktu pada detik proklamasi kemerdekaan yang membuka kembali mata dan hati mereka betapa pentingnyanya membentuk bangsa ini menjadi sebuah bangsa yang benar-benar merdeka.
Dilansir dari Nusabali.com, Rudolf Puspa mengatakan, karya yang dibawakan oleh teaternya merupakan salah satu kecamasan memudarnya nasionalisme yang ditemuinya di seluruh bagian Indonesia saat berkeliling sejak tahun 1974 silam.
“Kami ingin bertemu anak muda sebanyak-banyaknya di Indonesia untuk mengingatkan kembali kepada mereka Sang Saka, yang merupakan bendera kebanggaan kini, untuk tetap dijaga dan dihormati,” ucapnya. (El Shinta)