Lampungnews.com – Tim Pengawas Persiapan Haji Dewan Perwakilan Rakyat turut memantau persiapan dan pelaksanaan haji tahun 2017 ini. Di Madinah, Timwas mengunjungi Daerah Kerja Madinah, melihat langsung kantor Daker, pemondokan dan tempat katering yang bermasalah.
“Salah satu dapur katering sempat menyajikan 6.400 paket makanan yang basi. Untunglah bisa dicegah oleh petugas haji sehingga akhirnya diganti,” kata Ketua Timwas, Fadli Zon, dikutip dari viva.co.id, Rabu, 23 Agustus 2017.
Sementara di Mekah, Timwas sidak ke Kantor Kesehatan Haji Indonesia (KKHI). Menurut Fadli, di sini banyak jemaah yang dirawat dari penyakit ringan seperti flu, batuk, pilek, hingga penyakit berat seperti jantung, stroke, kanker dan lain-lain.
“Ada unit gawat darurat, rawat inap, ICU hingga rawat gangguan kejiwaan. Tim dokter dan petugas kesehatan bekerja dengan baik walaupun tenaga media masih kurang,” ujar Fadli.
Fadli mengatakan, Timwas mendapat masukan dari jemaah haji di beberapa maktab dalam pertemuan dadakan. Ada 15 kloter yang ditemui. Umumnya masukan-masukan yang diterima adalah untuk perbaikan haji.
“Ada yang mengeluh karena kejauhan, ada soal makanan yang kurang rasa Indonesianya, ada juga yang memberi masukan soal tas identitas jemaah haji yang berkualitas rendah, mudah robek dan jebol,” kata Fadli.
Kemudian, informasi yang mengagetkan adalah adanya praktik rentenir dalam penukaran uang riyal. Menurut Fadli, setiap jemaah mendapat biaya hidup atau living cost 1.500 riyal dalam pecahan 500. Namun, ketika ditukarkan dengan pecahan kecil, mereka dipotong 80 riyal.
“Ini praktik terjadi di embarkasi dan ada juga di bandara. Ini dilaporkan oleh banyak jemaah yang hadir dalam pertemuan dengan Timwas di pemondokan mereka di Hotel Al Lu’lu’a Shisya, Aziziah. Ada 7 kloter di hotel ini,” tutur dia.(*)