Bandarlampung, Lampungnews.com – Dinas Perhubungan (Dishub) Kota Bandarlampung mencatat ada 33 titik lokasi perlintasan kereta api yang tidak berpalang pintu. Jumlah tersebut tidak sebanding dengan lokasi perlintasan yang mencapai 46 titik.
Kepala Dishub Bandarlampung Ibrahim didampingi Kepala Bidang (Kabid) Lalu Lintas Dishub, Iskandar, mengatakan hal ini menjadi masalah serius, karena perlintasan tanpa palang banyak dilalui oleh pengendara dan warga.
“Memang menjadi masalah serius, karena hanya 13 titik perlintasan yang diberikan palang pintu, dengan jumlah kendaraan yang terus pesat setiap harinya,” kata Ibrahim saat diwawancarai di ruang kerjanya, Selasa (10/10).
Ia menjelaskan, untuk perlintasan yang ada palang pintu, di antaranya, Rajabasa (Jalan Komarudin), Unila (Kampung Baru), Untung Suropati, Sultan Agung, Urip Sumoharjo, Jalan Pemuda, Jalan Kamboja, Jalan Gajamada, Printis Kemerdekaan, dan Panjang.
Sedangkan yang tak ada pintu perlintasan, sebagian besar berada diwilayah kecamatan Panjang dan Bumi Waras. “Memang di sana ada beberapa kelurahan dibatasi dengan rel, sehingga rel kereta menjadi tempat penyeberangan yang vital bagi mereka,”jelasnya.
Terkait dengan upaya pembangunan pintu perlintasan, hal ini bukan ranah Dishub melainkan PT Kereta Api Indonesia (KAI). Menurutnya, mereka hanya membuat rambu perlintasan saja.
“Pembuatan pintu perlintasan itu adalah ranah PT KAI, bukan kami. Hal ini perlu menjadi perhatian PT KAI dong,”ungkapnya.
Sementara, dari pantauan di salah satu titik perlintasan tanpa palang yakni di Jalan Kerikil, Jagabaya, Way Halim, merupakan salah satu lintasan tidak berpalang paling banyak memakan korban. Terlebih, dua orang pengendara meninggal di tempat setelah ditabrak kereta penumpang saat melintas di lokasi tersebut pada Jumat (6/10).
Penyebabnya tak lain, motor pengendara tersangkut saat akan melintasi perlintasan dan tak lama kereta penumpang tersebut melintas.
“Ada jarak cukup dalam antara rel dan tanahnya, jadi motor sering nyangkut di situ. Kemarin setelah kejadian sudah kami timbun dengan tanah, eh sekarang tergerus lagi. Jadi harus hati-hati lewat sini,” singkat Suminah salah satu warga sekitar. (El Shinta)