Jakarta, Lampungnews.com – Kolaborasi antara Pusat Kajian Peradaban Melayu ( PKPM) dengan Perpusda Propinsi DKI terus ditingkatkan. Hal ini sebagai upaya agar generasi muda kita baik pelajar dan mahasiswa cinta akan budaya dan sastra Indonesia.
“Program perpustakaan umum daerah propinsi DKI Jakarta memberikan sarana bagi kegiatan kesusastraan agar para pelajar senantiasa mencintai sastra,” ungkap Diki Lukman Hakim, S.sos., M
Hum, Kepala Seksi Deposit, Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Propinsi DKI Jakarta.
Menurutnya, di PDS HB Jasin, yang sekarang berada dibawah Perpusda DKI, kami bermitra dengan banyak komunitas sastra, termasuk dengan pusat kajian peradaban melayu yang fokus membahas tentang sastra bernafas islam dan melayu. Kebanyakan komunitas sastra umum. Adanya kolaborasi antara pegiat sastra isiam dan melayu, dengan perpustakaan HB Jasin, maka kegiatan kegiatan sastra ada warna sastra Islam dan Melayu.
” Salah satu sosialisasi yang kami adakan adalah workshop dan lomba penulisan, cerpen, novel dan baca puisi antar mahasiswa. Kami juga memberi kesempatan sosialisasi untuk kalangan pelajar,” jelasnya saat Diskusi dan Refleksi Akhir Tahun PKPM 2020.
Topik tentang pemikiran sastrawan Muslim Muhammad Iqbal, kata, Diki Lukman, penting untuk dibahas dan dikaji dikalangan generasi muda dan pelajar.
” Sebenarnya minat baca generasi muda kita sudah cukup baik, namun literasi yang terkait dengan peradaban melayu dan sastra islam masih sangat rendah. Alhamdulillah pembahasan sastra Islam dari Buya Hamka dan Mihammad Iqbal menjadi inspirasi bagi kami sehingga kedepan kegiatan sastra Islam dan melayu akan ditingkatkan,” ujar Diki yang hadir bersama Kepala Satuan Pelaksana Perpustaklaan HB Jasin, Nanang Suryana.
Prof. Abd Hadi WM memaparkan tentang pemikiran sastrawan Muslim Muhammad Iqbal yang dalam karya – karya sastranya agar manusia terutama umat Islam memiliki kepribadian yang kuat sebagai khalifah di muka bumi.
” Sementara peradaban melayu itu identik dengan islam, bahkan dalam sejarah Indonesia ini dibangun dan berdiri dengan bahasa melayu, maka karya- karya Iqbal, Hamzah Fansuri, Buya Hamka dan lain lain sangat penting untuk.kita ingat betapa besarnya peninggalan karya sastranya yang seharusnya dipelajari oleh generasi muda saat ini,” jelas budayawan dan sastrawan serta dosen ini mengupas tentang karya sastra Muhammad Iqbal.
Dengan nada yang sama Ketua Umum PKPM, Dr. Masud HMNur selaku pengagas acara diskusi ini menyatakan kerisauannya akan masa depan peradaban dan budaya melayu yang menurutnya sebagai aset kekayaan khazanah yang seharusnya terus dilestarikan dan dikembangkan.
” Mengutip diskusi dengan kawannya Sofyan Jalil (Mentri ATR/ Kepala BPN) tentang apa yang disebut Melayu itu, Melayu itu adalah nilai,” kata Masud mengutip diskusinya beberapa waktu silam dengan Sofyan.
Berbicara Mengenai nilai- nilai, tidak dinamakan melayu kalau tidak islam, tidak disebut melayu kalau tidak maju dalam ekonomi, tidak melayu kalau tidak berbudaya, juga tidak melayu kalau tidak mampu bersaing di era global yang kian terbuka ini,” kata dosen dan kolumnis ini mengingatkan generasi akan nilai nilai melayu untuk terus dilestarikan.
Sebelum diskusi, diadakan Deklarasi Ikatan Jurnalis Muslim Indonesia (IJMI), pelantikan pengurus akan diadakan Insha Allah bulan februari mendatang.(*)