Jakarta, Lampungnews.com-Indonesia Consulting Group (ICG) berkolaborasi dengan Global Future Institute (GFI) meluncurkan buku berjudul “Neo Kolonialisme AS: Perspektif Indonesia” pada Jumat (20/12/2024) di Wisma Daria, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan.
Direktur Eksekutif GFI, Hendrajit mengatakan bahwa buku ini menceritakan terkait perkembangan posisi negara Indonesia dalam melihat Neo Kolonialisme atau penjajahan baru pada Amerika Serikat (AS). Menurutnya AS dulunya cenderung melestarikan sistem ekonomi dengan model kapitalisme global berbasis korporasi.
Namun dalam perkembangannya kini AS maupun Inggris mendorong kembali militarisasi yang terpotret di dalam kawasan Indo-Pasifik. Diketahui kawasan tersebut meliputi perairan tropis Samudra Hindia dan Samudra Pasifik bagian barat dan tengah, serta laut yang menghubungkan keduanya.
Kawasan ini mencakup 40 negara dan ekonomi, di antaranya: Australia, Bangladesh, Bhutan, Brunei, Kamboja, Republik Rakyat Demokratik Korea (DPRK), India, Jepang, Laos, Malaysia dan lain-lain.
“Jangan-jangan kan gitu pola-pola di Irak dulu yang seperti itu akan dikembangkan juga di dalam konteks dengan momentum Indo-Pasifik strategy,”kata Hendrajit.
Selain itu, buku yang juga hasil kolaborasi dari ICG ini juga turut melihat sisi-sisi lain yakni adanya dominasi ekonomi perdagangan dan militerisasi ala aliansi NATO. Yang mana praktek tersebut seolah-olah dimasukkan ke dalam konteks Indo-Pasifik.
“Karena kalau di era Obama dulu dengan Trans-Pasific Partnership Agreement (TPP) itu kan dikembangkan tentang hanya di ekonomi perdagangan. Tapi Indo-Pasifik justru kawin-mengawin antara neokolonisme di ekonomi politik tapi juga di persekutuan militer,”ucapnya.
Terakhir dia berharap, buku “Neo Kolonialisme AS: Perspektif Indonesia” dapat menambah khazanah keilmuan dari dunia Hubungan Internasional.
“Bagaimanapun benih dan bibit ini sudah kita tanam, dan itu kalaupun berbuah nanti ya sesuai dengan kodratnya, jadi tugas kita yang penting nanam bibit dan benih, untuk perubahan ke depan yang lebih baik,”tuturnya.(*)