Lampung Tengah, Lampungnews.com – Ayah Briptu Anumerta Ridho Setiawan, Gunawan, mengaku sudah ikhlas atas kepergian anak bungsunya yang meninggal dalam bertugas akibat ledakan bom di Terminal Kampung Melayu, pada Rabu (24/5) malam.
Jenazahnya dikebumikan di pemakaman keluarga di Desa Negeri Katon, Selagai Lingga, Lampung Tengah, Kamis (25/5) malam, sekitar pukul 18.30 WIB dengan upacara kepolisian yang dipimpin Wakapolda Lampung Bonifasius Tampoi.
Diakui Gunawan dan istrinya, Khofifah, anak laki-laki satu-satunya itu sempat menunjukkan tanda-tanda yang tak biasa saat berpamitan berangkat bertugas terakhir kali kepada mereka.
“Terakhir kali ketemu itu kemarin pagi, dia berangkat jam 7 dari rumah, tapi agak berat mau jalan, ibunya sempat tiga kali membangunkan. Waktu sudah mau berangkat dia duduk lagi di depan kayak berat gitu,” ungkap Gunawan.
Ia meminta anggota Polri yang lain untuk meningkatkan kewaspadaan, kemudian para petinggi di Polri memberikan senjata kepada anggota kepolisian yang sedang bertugas untuk menjaga diri.
Ia menyayangkan karena sebagai polisi, anaknya hanya dipersenjatai tongkat pentungan, karena sebelum insiden itu sempat melihat gelagat mencurigakan pelaku bom bunuh diri tersebut.
“Anak saya ini sudah tahu gerak-geriknya pelaku tapi nggak bisa berbuat macam-macam karena nggak ada senjata,” kata Gunawan
Briptu Anumerta Ridho Setiawan lahir di Selagai Lingga, Kabupaten Lampung Tengah namun pindah ke Tangerang, Banten sejak usia tiga tahun.
Jenazah Ridho Setiawan, saat tiba di rumah duka di Lampung Tengah pada Kamis (25/5), sekitar pukul 17.30 WIB. Seluruh anggota keluarga menyambut kedatangan jenazahnya dengan histeris dan isakan tangis kesedihan mendalam.
Ridho dinyatakan meninggal dunia pada Kamis (25/5) dini hari di RS Premier Jatinegara Jakarta Timur setelah terkena ledakan bom di Terminal Kampung Melayu Rabu (24/5) malam sekitar pukul 21.00 WIB.
Karena gugur dalam tugas Ridho mendapatkan kenaikan pangkat dari Bripda menjadi Briptu Anumerta disaat terakhirnya. (El Shinta)