Bandar Lampung, Lampungnews.com – Mediasi antara Satpol PP Provinsi Lampung dan pedagang PKOR Way Halim di Kedai Mie Aceh Jambo Raya, Kamis (13/7) berlangsung ‘panas’. Pedagang kesal lantaran digusur tanpa pemberitahuan terlebih dahulu.
Zainal, salah satu pedagang mengeluhkan sikap Satpol PP Provinsi Lampung yang asal main gusur tanpa ada pemberitahuan sebelumnya.
“Kami bersedia digusur asalkan mendapat kepastian jelas, kami sadar berdagang di tempat ilegal dan kami tidak memiliki izin. Tapi kami minta kepada bapak agar lebih manusiawi, misalnya ada pemberitahuan sebelumnya,” kata Zainal saat mediasi yang mewakili pedagang lainnya.
Dirinya juga mempertanyakan solusi dari pemerintah atas penggusuran ini. Sebab, hingga saat ini tidak ada kepastian relokasi dari pihak pemprov.
“Kebijaksanaannya seperti apa kalau kami bersedia dibongkar? Dimana tempat kami berdagang selanjutnya? Kami di sini cari uang untuk makan bukan untuk kaya,” ungkapnya.
Pedagang lainnya, Mama Mia mengaku selama ini pedagang selalu dilempar-lempar seperti bola. Setelah diusir dari area Gedung Sumpah Pemuda, kini pedagang yang memilih berdagang di luar area PKOR kembali diusik.
“Kemarin kita diminta untuk masuk lagi ke dalam, tapi bayar selama seminggu setelah itu kami diminta untuk keluar lagi. Kami ini seperti bola, dioper sana sini. Kami buat rusak dimana? Merusak keindahan itu gimana, jalan ini kami buat ramai dan tidak ada lagi tempat mesum, tapi kenapa jadi begini dari pemerintah,” tegasnya.
Ia dan pedagang lainnya sepakat tidak akan hengkang dari dua jalur terusan Jalan Arif Rahman Hakim yang telah digunakan untuk berdagang.
“Kami mendapat jaminan dari Cik Raden (Kepala Bapol PP Bandarlampung) untuk berdagang di wilayah ini karena ini wilayah Bandarlampung. Kalau kami tetap digusur tanpa ada kepastian maka besok waktu Pak Jokowi datang akan kami demo,” ancam pedagang.
Menanggapi pernyataan tersebut, Kasat Pol PP Provinsi Lampung Jayadi langsung menuding bahwa Cik Raden sebagai pengkhianat lantaran melanggar peraturan yang berusaha ditegakkan pihaknya.
“Dia (Cik Raden) itu pengkhianat! Kalau memang benar dia membela kalian, pasti dia ada di sini, membantu kalian. Tapi apa nggak ada dia. Panggil saja, berani atau nggak dia ke sini. Ini punya gubernur , dia yang punya kebijakan lebih tinggi,” tantang Jayadi dihadapan para pedagang.
Dirinya juga meminta para pedagang untuk membongkar sendiri lapaknya sampai sore nanti. “Solusi yang saya berikan sekarang, silakan bereskan sendiri dagangannya kami tunggu sampai nanti malam. Kalau tidak juga dibereskan besok akan kami bongkar dengan menggunakan alat berat. Setelah ini silakan kedalam untuk didata pedagangnya siapa yang ingin berjualan lagi, nanti akan ditampung di dalam kalau perbaikannya sudah selesai,” tegasnya.
Jayadi mengungkapkan, pihaknya memang tidak menyediakan relokasi bagi para pedagang PKOR yang digusur. “Nggak ada relokasinya. Pedagang nggak boleh berdagang lagi di sini. Kalau mau nanti masuk lagi ke dalam karena sekarang sedang perbaikan. Tapi kami tidak bisa menjamin kapan perbaikan bisa selesai. Yang jelas pedagang tidak boleh lagi berdagang di sini karena merusak keindahan,” tukasnya. (El Shinta)