Lampungnews.com — Ribuan pemuda berkostum silat konvoi sepeda motor diduga menyerang kampung di Tulungagung. Akibatnya belasan rumah warga Desa Suruhan Lor, Kecamatan Bandung, rusak dan beberapa sepeda motor dibakar.
Kepala Bagian Operasi Polres Tulungagung Kompol Mohammad Khoiril, mengatakan kejadian penyerangan dilakukan pagi hari. Saat itu ribuan pemuda yang baru saja menghadiri pengesahan salah satu perguruan silat di Trenggalek, melintas di Kecamatan Bandung. Tiba di Desa Suruhan Lor, mereka menyerang permukiman warga dengan melempar batu.
“Ada beberapa rumah yang kacanya pecah, kemudian ada lima sepeda motor yang dirusak massa,” kata Khoiril, Minggu (7/10/2018).
Perwira menengah ini menjelaskan, ribuan pemuda itu diduga simpatisan dari kelompok silat yang baru saja dilakukan pengesahan di Trenggalek. Mereka berasal dari beberapa kota yakni dari Tulungagung, Blitar dan Kediri.
Kepolisian mengaku akan berusaha semaksimal mungkin melakukan pengamanan agar massa tidak melakukan pengrusakan dan penyerangan ke perkampungan warga. Polisi Tulungagung juga melakukan penghadangan di beberapa titik rawan.
Namun ribuan pemuda yang bergerak secara bersama-sama mengakibatkan polisi kecolongan, sehingga terjadi aksi anarkis. Polisi membantah melakukan pembiaran terhadap aksi kriminal yang dilakukan kelompok pemuda tersebut.
“Karena situasinya saat kejadian masih gelap dan jumlahnya cukup banyak,” kata Khoiril.
Sementara saat disinggung terkait pergerakan sebagian besar massa yang mengarah ke wilayah Bandung, pihaknya mengaku tidak mengetahui pasti penyebabnya. Khoiril berdalih pengalihan pergerakan massa berada di simpang empat Durenan di bawah kendali Polres Trenggalek.
Terkait aksi brutal itu, polisi berjanji akan berusaha melakukan pengungkapan. Saat ini Satuan Reserse dan Kriminal masih melakukan proses penyelidikan, termasuk mengumpulkan keterangan para saksi.
“Kami juga meminta bantuan masyarakat apabila ada informasi sekecil apapun, apakah foto maupun video silakan diinformasikan ke kami, siapa tahu dapat membantu proses penyelidikan,” imbuhnya.
Sejumlah warga di lokasi kejadian tidak berani berbuat banyak. Karena kondisinya mencekam dan jumlah massa yang masuk ke perkampungan mencapai ribuan. Salah seorang warga, Ingana mengaku tidak berani keluar dan hanya mengintip dari rumah.
“Tidak berani keluar mas, saya yakin jumlahnya lebih dari seribu,” katanya.
Sebagian warga baru keluar rumah setelah massa yang mengamuk meninggalkan desanya. Hingga saaat ini warga masih khawatir dan takut terhadap kejadian penyerangan itu. (*)
Sumber : Detikcom