Tulangbawang, Lampungnews.com –Masyarakat Kampung Gunung Tapa Udik Kecamatan Gedung Meneng, yang tergabung dalam Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) Udik Sejahtera, mempertanyakan sejumlah bantuan yang disalurkan melalui Dinas Pertanian Kabupaten Tulangbawang, Minggu (4/11/2018).
Bantuan tersebut berupa alat pertanian mulai dari Hendtraktor dua unit, Combat satu unit (alat panen padi), alat Tanam padi. Selain itu juga bantuan benih jagung, benih padi, benih cabai dan bantuan benih bawang merah, yang mana diduga bantuan tersebut digelapkan oleh oknum Ketua Gapoktan Udik Sejahtera.
Tentunya hal ini tidak selaras dengan program pemerintah yang terus berupaya meningkatkan produksi pangan, salah satunya dengan memberikan bantuan alat produksi pertanian (Alsintan) dan bibit pertanian ke seluruh wilayah. Sayangnya, banyak Alsintan dan bibit pertanian dikucurkan tidak tepat sasaran dan disalahgunakan oknum Gapoktan.
Menurut SN (inisial) warga Kampung setempat, dirinya menuturkan bahwa bantuan alat pertanian tersebut diperuntukan petani Gunung Tapa Udik, artinya baik penggunaan dan pengelolaan alat-alat tersebut sudah jelas peruntukannya, namun ironisnya sejak Tahun 2015 lalu baik alat pertanian dan benih pertanian, warga belum pernah dilibatkan atau menerima bantuan itu.
“Bahkan alat pertanian jenis combact, handtraktor dan alat tanam padi belum sempat dipergunakan warga, dan alat tersebut diangkut oleh Ketua Gapoktan menggunakan mobil truk dan dibawa keluar Kampung, entah dijual atau disewakan, kami warga sendiri tidak dilibatkan, selain itu oknum Ketua Gapoktan diduga pula telah menyelewengkan bantuan dari Bibit, Pupuk dan uang senilai ratusan juta rupiah,” jelasnya.
Tanggapan Ketua Gapoktan
Sementara itu, dengan adanya penggelapan alat pertanian dan penyelewengan bibit pertanian oleh Sarbini selaku Ketua Gapoktan Udik Sejahtera Kampung Gunung Tapa Udik, tentunya hal ini amat disayangkan karena minimnya pengawasan dari pihak Dinas Pertanian Kabupaten Tulangbawang.
Seperti halnya bibit, seharusnya dibagikan ke anggota kelompok atau para petani, tapi persoalannya bibit bibit yang di kucurkan Dinas Pertanian Kabupaten Tulangbawang dialihkan ke kampung lain bahkan diperjualbelikan.
Ketua Gapoktan Udik Sejahtera, Sarbini menampik, bahwa mengenai bantuan Alsintan semua ada pada pihaknya dan khusus Combat yang dibawa keluar Kampung ada surat pinjam pakai, hal itu karena sifatnya brigade.
“Semua alat ada semua, khusus Combat karena sifatnya brigade maka bilamana Kampung saya belum membutuhkan maka boleh dipinjamkan ke Kampung lain yang membutuhkan alat tersebut, sekarang alat itu ada suratnya dari Dinas Pertanian, alat itu sekarang ada di Batang Hari Rawapitu, dan kita pegang suratnya,” kata Sarbini.
Jadi, lanjutnya, karena untuk sekarang ini masih ada kesibukan, kedepan Kelompok Tani (Poktan) akan diundang, untuk membenani, jika aktif tolong lebih aktif, dan bilamana tidak aktif tidak siap memikul beban silahkan mundur.
“Karena selama ini saya anggap mereka (kelompok tani – red) vakum tidak tidak bergerak, apa yang saya ajak, apa yang saya dapat mereka ada bahasa mereka contoh cabai itu saya tawarkan karena itu harus ditanam, ternyata ada yang minta bagi untuk lahan cuma setengah hektar, kalo nggak saya tanam kan nanti masalah dengan Dinas Pertanian, ngapain kita ngotot ngomong sama Wakil Bupati kita minta sedangkan cabai itu udah nggak ada lagi untuk Kampung-kampung yang lain kita ngotot minta, setelah dapat nggak mau kita tanam,” ungkapnya.
Maka, masih kata dia, bilamana ada laporan dari masyarakat yang mengatakan demikian, mohon maaf, karena mereka belum apa-apa sudah mengeluhkan seperti demikian, padahal semuanya jelas.
“Kalau alat-alat itu saya bicarakan kepada kelompok mereka pasti masih banyak pertanyaan, ibaratnya dari Dinas itu, kita mau mengambilnya saja pakai biaya. Jadi kayak mesin pompa itu ada, combat itu posisinya yang ada di Rawapitu, dan mesin yang lain karena peminatnya tidak ada maka sampai saat ini ada di rumah, saya bungkus dengan rapih,” terang dia.
“Sehingga kalo ada kawan-kawan baik dari Poktan maupun diluar ada komentar, rumah saya jelas 24 jam terbuka, kalo handtraktor ada di kelompok, karena bukan saya yang megang dan alat-alat lainnya, ada di saya dan juga ada di kelompok, alat yang ada di kelompok saya tidak berani tanggungjawab, tapi kalo barang yang ada dengan saya, saya tanggungjawab, saya sebagai Gapoktan bukan serakah mau menggelapkan atau tidak jelas, karena menurut saya jelas, dan ada beberapa kelompok saya tawarkan alat dari dinas mereka menolak,” ucapnya.
Alasan mereka menolak, karena belum mau menggunakannya, jadi barang-barangnya ada di Ketua Gapoktan Udik Sejahtera, tapi bilamana suatu saat masyarakat ingin menggunakannya dapat langsung dipakai atau dipinjam.
“Karena kelompok ini ada 15, jadi kalo bantuannya cuma 1, khawatirnya kalo dikasihkan ke salah satu kelompok khawatirnya ribut karena iri-irian, jadi kalo kita bicara kesitu sudah sangat jauh, mengenai bantuan bibit cabai dan bawang kita tidak dapat, kalo cabai itu sekarang sudah ditanam, kelompok saya yang menanam, bukannya benih bantuan itu dibuang-buang, untuk benih bawang merah itu saya tidak dapat, saya memang tidak mengajukan, karena memang tidak ada yang mau menanam, saya cuma dapat cabai saja,” paparnya. (can)