Lampungnews.com, Jakarta — Mantan Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Indonesia, Pakar Ekonomi sekaligus Politikus Indonesia Rizal Ramli, menerima para Jurnalis untuk berdiskusi seputar Pilpres 2019 dan dinamika perpolitikan nasional diselingi makan duren bersama di kediamannya Jakarta Selatan pada Sabtu (16/02/2019).
Rizal Ramli mengatakan bahwa kebohongan pribadi korbannya adalah orang per orang kalau kebohongan publik korbannya adalah rakyat atau masyarakat.
Oleh karena jika pemimpin memiliki sejarah dan kebohongan yang bersangkutan tidak memiliki lagi kredibilitas untuk membuat janji- janji baru. Janji- janji baru untuk kedaulatan pangan dan kedaulatan keuangan tidak akan kredibel, karena pemimpin yang sudah sering berbohong tidak layak membuat janji baru.
“Indonesia adalah negara yang besar, memerlukan pemimpin yang jujur dan berintegritas. Kata- kata adalah ungkapan, karakter, doa, dan harapan. Sulit bagi pemimpin yang tidak jujur untuk dapat dihormati di dalam dan luar negeri,”ujar Rizal.
Ia juga menuturkan bahwa Pemerintah saat ini berjanji akan stop impor pangan, namun yang terjadi impor jor- joran saat panen. Akibatnya petani dirugikan. Kemudian berjanji akan bangun industri mobil nasional Esemka, ternyata batal akibatnya harapan dan kebanggaan publik hancur,” ujar Rizal.
“Berjanji dalam visi dan misinya akan menolak utang baru, mengurangi utang luar negeri, ternyata sebaliknya. Utang luar negeri tahun 2014 Rp.3560 trilyun saat ini bertambah menjadi Rp.5275 trilyun ,”imbuhnya.(Michell)