Bandarlampung, Lampungnews.com — Bakal Calon Walikota Bandarlampung, Rycko Menoza SZP akhirnya membuka suara ketika dimintai tanggapan terkait pengunduran diri sejumlah ketua RT di Kota Bandarlampung beberapa hari lalu.
Ia mengatakan, Ketua RT dipilih oleh masyarakat yang tujuannya untuk melayani masyarakat bukan untuk alat pejabat pemerintah apalagi diintimidasi atau korban arogansi untuk kepentingan politik orang-perorangan.
“RT itu dipilih masyarakat untuk melayani masyarakat bukan untuk melayani kepentingan politik pemerintah terhadap orang-perorang,” kata Rycko Menoza SZP, di Bandarlampung, Sabtu (26/10/19).
Oleh karena itu, hendaknya dilakukan pembinaan, keluhan dari tingkat kelurahan, lingkungan sampai RT yang menyangkut masyarakat sebaiknya pemerintah mendengarkan dengan fikiran terbuka dan bijaksana, baik menyampaikan hal buruk maupun hal baik.
“Jangan hanya mau mendengar hal baiknya saja, keluhan buruknya juga harus kita dengarkan sebagai koreksi dan dicarikan solusi bersama,” jelasnya.
Oleh karena itu, kata dia, hal baik harus tetap ditingkatkan tapi pola-pola otoriter dan arogansi harus diubah agar terjadi sistem pemerintahan yang baik dan sehat.
Masalah Insentif
Rycko menegaskan, insentif untuk ketua RT merupakan hal penting dan semua pemimpin harus prioritaskan mengingat beban dan tanggungjawabnya sangat besar untuk membantu pemerintah melayani masyarakat.
Penggagas insentif untuk ketua RT, lanjutnya, sudah lebih dulu dilakukan saat dirinya menjabat bupati Lampung Selatan. Sejak dirinya menjabat–ketua RT mendapat insentif karena sebelumnya bertahun-tahun tidak mendapatkannya.
“Silahkan cek di Lamsel, bagaimana perhatian pemerintah terhadap ketua RT saat itu. Tidak hanya insentif, banyak program-program untuk kesejahteraan aparat kelurahan/desa sampai RT yang sudah dijalankan,” ujar dia.
Bahkan, lanjutnya, insentif aparatur juga perlu dinaikan secara bertahap menyesuaikan kemampuan keuangan pemerintah karena banyak yang harus dialokasikan untuk pemerataan pembangunan.
“Jika dananya ada, kenapa tidak dinaikan, di Lamsel dulu naik terus setiap tahun menyesuaikan keuangan pemerintah,” kata Rycko.
Oleh karena itu, kata dia, dirinya menawarkan program ‘Bandar Lampung Baru’ agar Bandarlampung menjadi kota modern layaknya kota metropolitan hingga mampu bersaing dengan kota-kota lain di Indonesia. Kearifan lokal akan tetap dijaga dan dikembangkan sebagai potensi Kota Bandarlampung.
“‘Bandar Lampung Baru’ bukan berarti mengubah semuanya, tetapi hal-hal yang sudah baik akan ditingkatkan. Sementara masalah yang tidak mampu diselesaikan pemerintah saat ini akan diatasi dengan terobosan-terobosan baru, seperti banjir, sampah, macet, kemiskinan, lapangan pekerjaan, termasuk perhatian pada masyarakat di daerah pinggiran,” tegasnya.(rilis).