Jakarta, Lampungnews.com – Kasus pembunuhan berantai oleh Wowon dan kawan-kawan di Bekasi, masih menjadi perbincangan masyarakat. Pelaku diketahui menjadikan orang-orang dekatnya sebagai korban.
Beranjak dari kehebohan kasus tersebut, terdapat NA, bocah perempuan yang selamat dari percobaan pembunuhan dengan racun. Bocah 5 tahun ini merupakan anak kandung Wowon dan AM. Belakangan, AM ikut tewas menjadi korban keganasan Wowon.
Menanggapi kasus ini, Kementerian Sosial melalui Sentra “Handayani” Bekasi melakukan koordinasi dengan pihak-pihak terkait di Bekasi, seperti kepolisian, Komisi Perlindungan Anak Daerah (KPAD) Bekasi, dan Dinas Pelindungan Perempuan dan Anak Daerah (DP3A) Kabupaten Bekasi.NA merupakan salah satu dari empat orang dalam satu keluarga yang meminum kopi beracun racikan Duloh — rekan Wowon.
Insiden ini mengakibatkan AM dan kakak tiri NA, meninggal dunia. Melalui pemeriksaan dokter, NA dinyatakan sehat. Pihak terkait di Bekasi menyetujui NA mendapatkan pelayanan lebih lanjut di Sentra “Handayani”.
Mewakili Kepala Sentra “Handayani” Jakarta, Plt. Kasubag Tata Usaha Meerada Saryati Aryani berpesan kepada para petugas untuk memberikan perlindungan secara maksimal bagi NA juga tetap harus bisa menjaga kerahasiaan identitas anak.
“Segera lakukan pemeriksaan psikososial bagi NA, pastikan apakah terdapat trauma di diri anak? Penuhi semua kebutuhan dan hak-haknya, juga telusuri keluarga besarnya”, ujar Meerada di Bekasi,(5/2/2023).
Saat pertama datang, NA merasa sedih dan kesulitan beradaptasi dengan orang-orang baru di sekelilingnya. Ditambah NA mengalami kesulitan dalam berbahasa Indonesia, karena sehari-harinya ia bersama keluarganya berkomunikasi menggunakan bahasa Sunda. Hingga saat ini, NA masih belum mengetahui bahwa ibu dan kedua kakak tirinya tewas dan ayah kandungnya merupakan seorang tersangka serial killer.
Namun memasuki minggu ketiga, NA menunjukkan banyak perkembangan. Saat ini, ia sudah berbaur dengan anak-anak lainnya. Sudah mulai memahami komunikasi dengan bahasa Indonesia dan bahkan sudah mulai menunjukkan minatnya.
NA diketahui memiliki tingkat intelegensi diatas rata-rata anak seusianya. NA pintar bercerita, senang mewarnai dan menggambar, serta memiliki daya tangkap yang cukup baik. Hal tersebut dibuktikan saat NA diajarkan untuk membuat bentuk-bentuk binatang yang dianalogikan dari sebuah huruf atau angka.
NA hanya butuh satu kali melihat tata cara pembuatannya kemudian ia bisa meniru dan mengembangkannya sendiri.NA sudah mulai ceria dan senang bermain sesuai dengan masa perkembangannya. NA sudah bersekolah di Taman Kanak-Kanak (TK) dan sudah mulai mudah berbaur dengan teman-teman lainnya.
Kini ia menjalani rutinitas baru, yakni belajar mengaji. Sentra “Handayani” memenuhi semua kebutuhan dasar NA, mulai dari makanan, susu, peralatan sekolah, hingga mainan. Bocah ini kian senang karena diberikan satu unit sepeda berwarna pink sesuai dengan warna kesukaannya.
Dengan mengayuh sepeda, NA berbagi keceriaan bersama teman-temannya di komplek Sentra.Hingga saat ini, Sentra “Handayani” masih akan terus memberikan perlindungan bagi NA menelusuri keberadaan keluarga besar NA di Cianjur dan Bandung. Selanjutnya, akan didiskusikan terkait proses pengasuhan dan perawatan NA.(*)