Bandar Lampung, Lampungnews.com – Kesenian asal Jawa Timur yakni Kuda Lumping memiliki tempat tersendiri di hati masyarakat Lampung. Kuda Lumping atau yang biasa disebut jaran kepang ini masih diburu dan ramai ditonton warga sebagai salah satu hiburan yang tak boleh dilewatkan.
Sebelum memulai atraksinya, para pemain berdandan atau merias wajahnya dengan membuat kumis dan lukisan. Biasanya pemain melakukan ritual khusus sebelum memulai pertunjukkan. Sebab, kuda lumping terkenal dengan mistis yang sangat kuat sehingga dijuluki tarian kesurupan.
Kuda Lumping sendiri biasanya menampilkan 4-6 orang penari yang menunggangi kuda-kudaan yang terbuat dari anyaman bambu yang menari mengikuti iringan musik gamelan dan tembang (lagu) Jawa.
Pada bagian ini biasanya para penari mengalami kerasukan atau kesurupan makhluk halus hingga bertingkah liar, tak jarang penonton juga ikut kesurupan dan menari bersama penari lainnya.
Dalam kondisi kesurupan, para pemain kuda lumping bisa melakukan hal-hal diluar akal manusia. Seperti memakan pecahan kaca, bunga segar, kopi pahit, menyayat tangan dengan benda tajam, berjalan di atas pecahan kaca, bahkan memakan ayam hidup.
Beberapa kelompok kuda lumping juga melibatkan anak kecil sebagai pemainnya. Jika dalam kondisi tak sadar seperti ini, para pemain bisa menari enerjik tanpa henti hingga 4 jam lebih. (El Shinta).