Bandarlampung, Lampungnews.com – Perempuan harus dilibatkan dalam proses-proses pengambilan keputusan dan kebijakan mengatasi persoalan lingkungan hidup dan sumber daya alam.
Pernyataan itu disampaikan Direktur Eksekutif Lembaga Advokasi Perempuan Damar Sely Fitriani, di Bandarlampung, Rabu (22/2).
Menanggapi banjir terjadi di beberapa wilayah di Bandarlampung akibat hujan berkepanjangan, Senin (20/2), Sely menyatakan, fakta hari ini telah terjadi perubahan iklim.
“Kota Bandarlampung hari ini juga kurang resapan air sehingga diperlukan lubang resapan atau biopori. Karena itu, selain lelaki, kaum perempuan juga bisa diajak menginisiasi, membuat biopori,” paparnya.
Perempuan bisa menjadi agen perubahan dengan menyampaikan informasi bagi masyarakat agar tidak asal membuang sampah guna mengurangi terjadinya banjir seperti saat ini.
Menurut dia, perilaku membuang sampah maupun mendirikan bangunan tanpa memperhatikan kondisi lingkungan ke depan masih banyak terjadi di sejumlah tempat di Bandarlampung.
“Perempun bisa berfungsi menggalakkan, mengkampanyekan kemudian menjadi agen seputar informasi untuk melakukan kampanye lingkungan hidup,” demikian Sely Fitriani. (Adam)