Bandar Lampung, Lampungnews, –– Nyoman Rai Srimben dilahirkan dari keturunan keluarga Pasek. Dari rahim wanita asal Buleleng, Bali, ini lahir Soekarno, Putr Sang Fajar.
Ayah Nyoman Rai Srimben, Nyoman Pasek, menikah dengan Made Liran dan memiliki dua anak, yakni Made Pasek dan Nyoman Rai Srimben.
Belakangan, ayah dan ibu Srimben memutuskan bercerai dan Srimben kecil akhirnya tinggal di rumah kakeknya, Jro Mangku Nebel, pemangku di Pura Desa Bale Agung.
Meski lahir dari keturunan Pasek, belakangan ada tambahan nama Ida Ayu di depan nama Nyoman Rai Srimben. Nama berkasta Ida Ayu diberikan Soekarno sesaat sebelum ibundanya itu meninggal dunia di Istana Kepresidenen Tampaksiring, Bali, pada 1958.
Ketika itu, Soekarno beralasan pemberian nama Ida Ayu itu sebagai penghormatannya kepada wanita. Sebab Srimben merupakan wanita tangguh yang telah berjuang melahirkan dan membesarkannya. Sejak itulah nama Rai Srimben berubah menjadi Ida Ayu Nyoman Rai Srimben.
“Bung Karno ketika itu memanggil kami semua keluarganya di Bale Agung untuk menyampaikan niatnya memberikan nama Dayu (Ida Ayu) pada Rai Srimben. Kami tidak bisa menolak karena itu sudah menjadi kemauan beliau saat itu,” kata Made Hardika (72), cucu Rai Srimben.
Namun nama berkasta Brahmana itu hanya dipakai Srimben saja. Keluarga besarnya menolak untuk menggunakan nama itu.
“Cuma kami tidak akan memakai gelar brahmana itu, karena kami sudah dari keluarga Pasek,” Hardika menjelaskan yang di sisa hidupnya lebih banyak melukis.