Jakarta, Lampungnews.com — Organisasi Kerja Sama Negara Islam (OKI) akan menggelar pertemuan tingkat menteri pada Kamis (17/11) untuk mendiskusikan percobaan gagal penyerangan rudal oleh kelompok militan Houthi yang menargetkan kota suci Mekkah pada Oktober lalu.
Al Arabiya melaporkan, pertemuan tingkat menteri ini merupakan kelanjutan dari pertemuan darurat antara komite eksekutif OKI pada pekan lalu yang juga membahas perkembangan mengenai insiden upaya penyerangan tersebut.
Hasil pertemuan itu menyatakan bahwa komite eksekutif mengecam seluruh pihak yang berupaya membantu dan menyediakan senjata bagi para anggota militan dalam mengupayakan penyerangan yang ditargetkan pada Kota Mekkah tersebut.
Para komite eksekutif OKI menyimpulkan percobaan penyerangan itu sebagai sebuah tindakan agresi yang “memprovokasi seluruh umat muslim di dunia dan bukti penolakan kelompok Houthi untuk mematuhi tuntutan komunitas internasional.”
OKI sangat mengutuk upaya penyerangan terhadap kota suci bagi umat Islam oleh kelompok Houthi tersebut. Upaya penyerangan itu telah mengejutkan bangsa Arab Saudi sekaligus umat Muslim di seluruh dunia.
Koalisi Arab Saudi mengumumkan pasukannya berhasil mengintersepsi rudal balistik yang diluncurkan dari wilayah Yaman dan menargetkan kota suci Mekkah itu. Serangan ini merupakan salah satu yang berhasil digagalkan Saudi di tengah konflik di Yaman yang berkepanjangan.
Kantor berita Arab Saudi, SPA, melaporkan bahwa rudal itu berhasil dihancurkan pada Kamis (27/10) sekitar 65 kilometer menuju kota tersuci bagi umat Muslim tersebut. Aksi ini tidak menimbulkan kerusakan atau korban jiwa.
Kelompok Houthi mengonfirmasi peluncuran rudal balistik Burkan-1 ini ke Saudi melalui pernyataan resmi yang dirilis kantor berita mereka pada Jumat (28/10).
Meski demikian, menurut laporanReuters, Houthi mengklaim bahwa serangan itu sebenarnya menargetkan Bandara Internasional King Abdulaziz di Jeddah, salah satu bandara tersibuk di Saudi.
Kelompok Houthi, yang diduga disokong Iran dan pendukung mantan presiden Ali Abdullah Saleh, memang menargetkan sejumlah kota perbatasan Saudi sejak negara itu memimpin koalisi serangan udara di Yaman pada Maret 2015 untuk mendukung Presiden Rabbu Mansour Hadi menghadapi pemberontakan.
Sumber : CNN Indonesia