Lampungnews.com – Hari ini, Sabtu (31/12/2016), jam-jam komputer di seluruh dunia secara bersamaan akan bertambah 1 detik, sehingga membuat waktu dalam satu hari menjadi 24 jam lebih satu detik.
Jadi pada malam pergantian tahun nanti, setelah pukul 23:59:59 waktu tak otomatis berganti menjadi 24:00, melainkan 23:59:60 dulu baru kemudian kita masuk ke 1 Januari 2017.
Mengapa demikian? Ini disebabkan oleh fenomena detik kabisat atau yang dikenal dengan nama leap second (lompatan detik). Detik kabisat sendiri merupakan sebuah gejala alam yang menyebabkan durasi rotasi bumi bertambah 1 detik.
Jika bumi biasa mengalami 24 jam tepat untuk berotasi, maka hal ini berarti kita akan mengalami 1 hari dengan durasi 24 jam lebih 1 detik, sehingga jumlah detik di tahun 2016 adalah 31.536.001 detik.
Sebenarnya, konsep ini sama dengan tahun kabisat, satu hari ditambahkan ke bulan Februari setiap empat tahun sekali karena waktu revolusi bumi mengelilingi matahari sebenarnya tidak tepat 365 hari sehingga perlu dikompensasi dalam penanggalan.
Dilansir Straitstimes (29/12), fenomena ini diperkenalkan pertama kali pada tahun 1972. Hingga saat ini sudah terjadi 26 kali detik kabisat, terakhir pada 30 Juni 2015 pukul 23:59:59 waktu UTC (tanggal 1 Juli 2015, pukul 06:59:59 Waktu Indonesia Barat).
UTC (Universal Time Coordinated) adalah nama lain dari Greenwich Mean Time (GMT), atau sering juga disebut sebagai Waktu Zulu.
Kondisi leap second ini diyakini akan mempengaruhi sistem komputasi dan peladen (server). Bahkan, tak sedikit yang mengatakan bahwa besok akan terjadi “kiamat internet” skala kecil, dikarenakan sistem operasional internet sangat mengandalkan penghitungan waktu pada peladen.
Untuk membantu komputer-komputer yang tidak bisa memproses detik ke-61, Google telah menyiapkan sesuatu yang disebut dengan “smeared time“. Hal ini akan memungkinkan aplikasi-aplikasi seperti Gmail, YouTube, dan Google Maps akan terus berfungsi seperti biasa, menurut Washington Post (28/12).
Beritagar