Bandar Lampung, Lampungnews.com – Dalam kurun tiga tahun terakhir, kedai kopi berkonsep manual brewing bermunculan bak jamur.
Kedai kopi untuk kalangan menengah ke bawah ternyata dianggap sebuah peluang bisnis yang cukup menggiurkan.
Kedai kopi pertama di Lampung, Keiko Bahabia yang muncul pada tahun 2011 silam membawa angin segar tersendiri bagi para penikmat kopi, yang kini mampu ‘menghasut’ para pengusaha yang mayoritas kawula muda untuk mendirikan konsep bisnis yang sama. Hingga 2017 tercatat sekitar 15 kedai kopi yang memiliki pasar tersendiri.
Untuk menghasilkan seduhan kopi yang berkualitas, biasanya para pemilik kedai kopi membeli ke pengepul, distributor, roaster, bahkan berburu bahan hingga ke petani untuk memastikan biji kopi yang baik.
Sebagai penghasil kopi terbesar di Indonesia, kopi asal Lampung Barat dan Tanggamus merupakan kopi yang paling diminati dan patut dihidangkan di kedai kopi.
Dua kopi tersebut memiliki karakter yang berbeda dari kopi dari daerah lainnya. Kopi asal Aceh Gayo, Jawa Barat, dan Toraja juga menjadi favorit dan paling banyak dibeli.
Kelahiran kedai kopi di Lampung tak dipungkiri memunculkan persaingan baru. Kini para pemilik kedai harus memiliki stategi jitu agar pelanggan selalu ingin kembali untuk menyesap kopi buatannya.
Biasanya para pengusaha menambah jenis kopi yang dijual, menggunakan teknik penyajian kopi terbaru, hingga memiliki barista yang mampu memikat para penikmat kopi dengan seduhannya. (El Shinta)