Bandarlampung, Lampungnews.com – Perawatan gigi pada anak biasanya dianggap nomor dua. Hal ini karena gigi anak dinilai masih gigi susu.
Namun hal ini menjadi luput perhatian dari orangtua. Pencegahan menjadi nomor sekian. Terkadang, orang tua datang ke dokter gigi bukan sebagai upaya pencegahan tetapi memang karena buah hatinya sedang sakit gigi, karies atau gigi berlubang.
Berdasarkan data Riset Kesehatan Dasar 2013, terjadi peningkatan prevalesni karies pada penduduk Indonesia dibandingkan tahun 2007. Saat ini angka itu mencapai 53,2 persen dibanding sebelumnya, 43,4 persen.
Spesialis Gigi Felicia Melati mengatakan, dari pengalamannya sebagai dokter gigi, hampir di bawah 10 persen orang tua mau melakukan pencegahan terhadap penyakit gigi pada anaknya. Padahal, pencegahan menjadi salah satu kunci untuk menjaga gigi anak dengan baik.
“Kalau dari pengalaman saya, orang tua yang datang untuk upaya pencegahan sakit gigi anak itu masih di bawah 10 persen. Sedangkan, untuk pengobatan justru banyak,” ujarnya di Jakarta Pusat, Selasa (28/2) seperti dilansir dari cnnindonesia.com.
Menurut Felicia, masalah utama kesehatan gigi adalah karies. Namun, orang tua masih berpikir jika gigi sulung yang bermasalah akan diganti dengan gigi permanen. Padahal kesehatan gigi akan berpengaruh pada kualitas hidup dan tumbuh kembang anak.
Sejak anak berumur satu tahun, orang tua diwajibkan untuk membawa anak ke dokter gigi. Hal tersebut supaya orang tua mendapatkan edukasi soal pencegahan karies pada gigi anak, mendapatkan penanganan gigi berlubang secepatnya dan membiarkan anak tidak asing dengan ruangan dokter gigi.
Felicia mengatakan, orang tua juga sudah dapat menyikat gigi anaknya meskipun masih berumur satu tahun. Ukuran sikat gigi harus disesuaikan dengan mulut anak dan menggunakan bulu sikat yang halus supaya tidak menyakiti gusi anak. (*)