Bandarlampung, Lampungnews.com – Nasib ribuan korban banjir di wilayah Telukbetung terkatung-katung. Pasalnya, hingga dua hari pasca banjir pada Senin (20/2) belum didirikan dapur umum untuk kebutuhan logistik para korban banjir setinggi dua meter itu.
Dari pantauan di lapangan, para korban banjir mengaku belum mendapatkan makanan siap santap sejak kemarin (21/2). Terakhir kali para korban banjir mendapatkan nasi bungkus pemberian dari Walikota Bandarlampung yang datang meninjau lokasi banjir di Telukbetung Selatan. Namun, terbatasnya jumlah rumah makan padang di sekitar lokasi, para korban banjir hanya mendapatkan jatah 1 bungkus nasi per rumah.
Bukan tanpa sebab, kelaparan yang melanda korban banjir ini dikarenakan peralatan memasak seperti kompor tidak dapat lagi digunakan lantaran terendam lumpur pada saat banjir setinggi dua meter. Selain itu, beras dan uang yang ada juga rusak terendam lumpur. Warga kini hanya bisa memanfaatkan bantuan makanan yang dibagikan oleh relawan.
Dikonfirmasi mengenai nasib para korban banjir, Kepala Dinas Sosial (Dinsos) Bandarlampung, Tole Dailami, mengatakan pihaknya tidak akan mendirikan dapur umum yang saat ini dibutuhkan warga.
“Nggak ada dapur umum, banjirnya kan hanya lewat saja,” katanya saat dihubungi lewat sambungan telepon, Rabu (22/2).
Dirinya mengatakan saat ini pihaknya masih mengupayakan bantuan berupa beras yang nantinya akan diberikan kepada para korban banjir. Namun, Tole mengaku belum mengetahui angka pasti total bantuan yang akan dibagikan.
“Ini lagi diambilin beras cadangannya di Bulog. Jumlahnya belum tahu, tergantung jumlah korbannya. Kan ada hitung-hitungannya, per jiwa dan per hari bencananya,” ungkapnya.
Disinggung apakah Dinsos akan memberikan bantuan lainnya berupa sembako kepada para korban? Tole belum dapat memastikan. “Belum ada bantuan lainnya, bantuan nasi bungkus juga nggak ada,” singkatnya. (El Shinta)