Bandarlampung, Lampungnews.com – Sekilas tak ada yang berbeda dengan belasan perajin saat membubuhkan lilin panas pada secarik kain katun putih itu. Semua tampak tekun dan serius nyorek atau memola batik bermotif Lampung itu.
![](http://lampungnews.com/wp-content/uploads/2017/03/esai_batik_01-300x200.jpg)
Namun, saat beristirahat 3 orang perajin yang berada di ujung ruangan bernuansa kayu itu nampak menonjol. Mereka saling bercakap-cakap, berdebat, dan sesekali tertawa, dengan menggerak-gerakan tangan membentuk pola-pola unik. Ya, mereka perajin difabel yang mengobrol dengan bahasa isyarat.
![](http://lampungnews.com/wp-content/uploads/2017/03/esai_batik_02-300x200.jpg)
Keterbatasan ternyata tak selalu dianggap sebagai alasan untuk tidak berkreasi mengembangkan potensi diri.
![](http://lampungnews.com/wp-content/uploads/2017/03/esai_batik_03-300x200.jpg)
Diar, salah satu perajin batik difabel ini tetap asyik menyanting meski menjadi satu-satunya laki-laki di sana, tangannya tak kalah luwes dengan perajin batik tulis lainnya.
![](http://lampungnews.com/wp-content/uploads/2017/03/esai_batik_04-300x200.jpg)
Dari tangan-tangan ‘ajaib’ perajin difabel ini lembaran-lembaran kain batik bermotif Lampung lahir di Roemah Batik Siger Lampung.
![](http://lampungnews.com/wp-content/uploads/2017/03/esai_batik_05-300x200.jpg)
Ide mengajak ibu rumah tangga dan kaum difabel untuk menumpahkan kreasi dalam batik tulis tercetus dari Laila Al Husna atau kerap disapa Mama Una.
![](http://lampungnews.com/wp-content/uploads/2017/03/esai_batik_06-300x200.jpg)
Cita-citanya ingin menduniakan batik Lampung ini berbuah manis. Sejak tahun 2008 lalu, ia mulai bergerak merekrut sejumlah ibu rumah tangga dan penyandang difabel untuk mengikuti pelatihan hingga tiga bulan lamanya.
![](http://lampungnews.com/wp-content/uploads/2017/03/esai_batik_07-300x200.jpg)
Mama Una memiliki 15 pekerja aktif di workshop-nya setiap hari. Sejak pukul tujuh pagi, para perajin mulai berkutat dengan pekerjaannya. Mulai dari menggambar pola, menyorek batik, merebus, dan menjemur batik Lampung.
![](http://lampungnews.com/wp-content/uploads/2017/03/esai_batik_08-300x200.jpg)
Kini, batik tulis dari Roemah Batik Siger mulai mendunia. Motif siger, jung agung/kapal, tapis, kopi, musang, dan gajah sudah dipasarkan di negara lain. Seperti, Eropa, Turki, Iran, dan negara di benua Asia. (El Shinta)